Kode Iklan Otomati Atau Peninjauan Adsense -->

Makalah Pengantar Pendidikan Peran, Profil Dan Kode Etik Guru


MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN PERAN, PROFIL DAN KODE ETIK GURU. Berikut ini saya memiliki Makalah Tentang Pendidikan yang meliput Tentang Peran, Profil dan Kode Etik Bagi Guru. Semoga makalah ini bisa berguna bagi anda-anda semua yang membaca maupun yang mengcopypaste. 

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang 
Profil guru dalam bentuk kreatifitas diartikan bagaimana guru dapat membuat anak didiknya menjadi faham keterangan yang dijelaskannya dengan metode pembelajaran yang sekiranya dapat menarik siswa untuk menyukai pelajaran.Profil guru dalam bentuk kreatifitas juga diartikan sebagai kemampuan guru untuk menciptakan lingkungan sosial atau suasana kelas menjadi semenarik mungkin bagi siswa.Sebagaimana dijelaskan, bahwa lingkungan sosial atau suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademis (Walbergdan Greenberg, 1997).Suasana atau keadaan ruangan menunjukan arena belajar yang dipengaruhi emosi.Tidak hanya itu, disini kreatifitas juga diartikan sebagai kemampuan guru dalam memperhatikan dan memahami emosi siswa.Sehingga guru mampu berfikir rasional dalam membaca dan membimbing emosi siswa. 
1.2  Batasan Masalah 
Untuk menghindari adanya penjelasan yang kurang dapat di mengerti maka penulis membatasi masalah-masalah yang akan di bahas dalam makalah ini, masalah yang akan di bahas diantaranya adalah .
  • Pengertian profil Guu ?
  • Pengertian guru ?
  • Kode etik guru ?
  • Tujuan kode etik ?
  • Peran guru ?
Sistemmatika Penulisan 
Dalam penyelesaian penyusunan makalah ini penulis mengugunakan studi kepustakaan, yaitu penulis mencari atau mengutip dari buku-buku yang berhubungan dengan ekonomi perdagangan internasiaonal,dan sebagian mencari di di internet. 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Profil guru 
Kata profil berasal dari bahasa Italia, profilo dan profilare, yang berarti gambaran garis besar. Arti kata profil antara lain :
1.         Gambaran tampang atau wajah seseorang yang dilihat dari samping. Arti ini dilihat dari dunia seni
2.    Sekumpulan data yang menjelaskan sesuatu dalam bentuk grafik atau tabel. Arti ini dilihat dari bidang statistik.
3.         Dalam bahasa Inggris low profile (rendah hati)
4.         Dalam bidang geografi, berarti penampang vertikal memperlihatkan ciri-ciri fisik.
Dalam bidang komunikasi dan bahasa, berarti biografi atau riwayat hidup singkat seseorang.
Arti inilah yang digunakan dalam ”Membaca Profil Tokoh”.
2.2  Pengertian   Guru 
Guru ialah secara kamus besar Bahasa Indonesia berarti orang yang pekerjaannya mengajar. Sedangkan dalam arti umum kata Guru mengartikan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam suatu pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Dalam pengertian Guru dsini Guru tidak hanya semata-mata sebagai ”Pengajar” yang Transfer of knowledge, tetapi juga sebagai ”Pendidik” yang transfer of value dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Maka sebenarnya Guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam belajar mengajar dan dalam usahanya untuk mengantarkan siswa atau anak didik ke taraf yang di cita-citakan. Oleh karena itu setiap rencana dan kegiatan Guru harus dapat didudukan dan dibenarkan semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya
Dengan kata lain Profil Guru ialah ”Gambaran riwayat singkat hidup seseorang yang pekerjaannya mengajar dan ikut berperan dalam suatu pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Pengertian profil Guru dalam karya tulis ini adalah metode pembelajaran guru dalam bentuk kreatifitas, inovasi, keterampilan, kemandirian, dan tanggung jawab dalam berinteraksi dengan siswa. Profil guru dalam bentuk keterampilan diartikan sebagai kemampuan guru dalam mengausai suasana emosional siswa.Guru yang demikian, cakap dalam melihat dan mengatur suasana yang sedang terjadi dalam kelas. Sehingga guru mampu membawa siswa ikut terjaring ke dalam kondisi emosional terkontrol yang membawa dampak positif bagi proses pembelajaran. Selain profil, setiap guru juga mempunyai sebuah karakter.Definisi karakter guru dalam karya tulis ini adalah sifat asli seorang guru yang dijadikan batasan kepada siswa.Yang dimaksud dengan batasan disini adalah bagaimana guru membatasi siswanya agar tidak terlalu larut dalam keadaan guru yang menjadikan siswa sebagai manusia sederajat, sehingga siswa tidak mengangap guru sebagai manusia yang sederajat (teman sendiri).Semua guru mempunyai karakter yang berbeda-beda, mulai dari guru yang berkarakter lemah lembut, penyayang, perhatian, sampai yang berkarakter keras.Karakter-karakter ini merupakan sifat asli guru yang tidak bisa dilepaskan.Karakter adalah gambaran pribadi seseorang, yang tidak seharusnya untuk diubah.Berbagai macam karakter guru merupakan bentuk jati diri dalam keseimbangan dunia pendidikan
Dalam arti luas profil guru adalah metode pembelajaran yang digunakan dalam berinteraksi dengan siswa. Sedangkan karakter guru adalah sifat asli sebagai bentuk kepribadian guru dalam proses pembelajaran. Keduanya adalah sesuatu yang saling terkait satu sama lain sebagai faktor vital dalam sistem pembelajaran. Hubungan harmonis antara guru dan siswa merupakan faktor vital dalam sistem pembelajaran akan tetapi di dalam dunia pendidikan kita selama ini agaknya hal ini telah terabaikan karena dari dulu pemerintah hanya terfokus pada pembangunan, terbukti. sejak awal kemerdekaan, era Orde Baru hingga saat ini. Hingga sekarang pembangunan pada sektor pendidikanpun masih berlanjut bahkan sekarang pemerintah mengupayakan mengubah kurikulum demi menciptakan siswa yang dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. Akan tetapi pemerintah kurang memperhatikan keharmonisan hubungan guru dengan siswa didalam proses pembelajaran, padahal kenyataanya kurikulum yang dianggap pemerintah dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran belum dapat diterapkan secara maksimal karena kurang harmonisnya hubungan guru dengan siswa. Dari hasil dialog interaktif dengan siswa sebagai pelaku dalam proses pembelajaran, mayoritas siswa mengaku, pembelajaran yang selama ini mereka terima kurang efektif dikarnakan masalah mereka dengan guru, baik mengenai metode pembelajara, suasana pembelajaran, atau pun yang lainya.
2.3 Peran Guru 
Sehubungan dengan fungsinya sebagai Pengajar, Pendidik, dan Pembimbing maka diperlukan adanya sebagai peranan Guru. Perana Guru akan senantiasa akan menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (terutama), sesama Guru, maupun dengan staf yang lain Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan peranan Guru banyak digunakan dalam peranan proses belajar mengajar dan interaksi dengan siswa.
Mengenai peranan Guru ada bebberapa pendapat antara lain
  1. Prey Katz Menggambarkan peranan Guru sebagai kominikator, sahabat yang dapat memberikan nasehat-nasehat, mitivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan.
  2. Havighurst Menjelaskan bahwa peranan Guru di sekolah sebagai pegawai dalam hubungan kedinasan, bawahan terhadap atasannya sebagai kolega dalam hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin dan pengganti orang tua.
Dari pendapat di atas secara rinci perana guru dalam kegiatan belajar mengajar dapat disebutkan sebagai berikut :
  1. Informator Sebagai pelaksana cara mengajar yang inofatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.dalam hal itu berlaku teori komunikasi : - Teori stimulus (respon) - Teori dissonance reduction - Teori pendekatan fungsional
  2.  Organisator Guru sebagai organisator ialah pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pembelajaran dan lain-lain.
  3. Motivator Artinya dalam rangka meningkatkan dalam rangka meningjkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Dimana Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk mendinamisasikan potensi siswa.
  4.  Pengarah/director Guru dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan
  5.  Inisiator Dimana Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar dan dapat dicontoh melalui ide-ide kreatifnya
  6. Transmitter Guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
  7.  Fasilitator Guru dalam hal ini memberikan kemudahan pada siswa dalam proses belajar mengajar misalnya saja menciptakan suasana belajar mengajar yang serasi dengan perkembangan siswa sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif
  8. Mediator Ialah sebagai penengah kegiatan belajar siswa misalnya memberikan jalan keluar bagi siswa dalam kemacetan belajar seperti diskusi maupun penyedia media dan bagaimana menggunakan medianya
  9. Evaluator Guru mempunyai otoritas untuk menilai dan mengevaluasi peserta didik.  
Berikut peran-peran guru ,yaitu:1.    Guru Sebagai Pendidik 
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa dan disiplin.
Berkenaan dengan wibawa; guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dan pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi an seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan.
Sedangkan disiplin dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional karena mereka bertugas unutk mendisiplinkan peserta didik didalam sekolah, terutama dalam pembelajaran.Oleh karena itu menanamkan disiplin guru harus memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilakunya. 
2.    Guru Sebagai Pengajar 
Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.
Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan dalam belajar.Hal ini dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan banyak buku dengan harga relatif murah, kecuali atas ulah guru.
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Apabila faktor tersebut dipenuhi, maka pembelajaran akan berlangsung dengan baik. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran yaitu : 
1.        Membuat ilustrasi 
2.        Mendefinisikan 
3.        Menganalisis 
4.        Mensintesis 
5.        Bertanya 
6.        Merespon 
7.        Mendengarkan 
8.        Menciptakan kepercayaan 
9.        Memberikan pandangan yang bervariasi 
10.    Menyediakan media untuk mengkaji materi standar 
11.    Menyesuaikan metode pembelajaran 
12.    Memberikan nada perasaan 
13.     Guru Sebagai Pembimbing 
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab ata kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.Guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan peranya sebagai pembimbing yaitu :1.      Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Tugas guru adalah menetapkan apa yang telah dimiliki peserta didik sehubungan dengan latar belakang dan kemampuannya, serta kompetensi apa yang mereka diperlukan untuk dipelajari dalam mencapai tujuan. Untuk merumuskan tujuan, guru perlu melihat dan memahami seluruh aspek perjalanan. 
2.      Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis. 
3.      Guru harus memaknai kegiatan belajar. Hal ini mungkin merupakan tugas yang paling sukar tetapi penting, karena guru harus memberikan kehidupan dan arti terhadap kegiatan belajar mengajar. 
4.      Guru harus melaksanakan penilaian. Penilaian yang dilakukan harus mencakup selurus proses kegiatan belajar mengajar. 
5.    Guru Sebagai Pelatih 
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar, dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar.
Pelatihan yang dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus memperhatikan perbedaan individual peserta didik, dan lingkungannya.Untuk itu, guru harus banyak tahu meskipun tidak mencakup semua hal, dan tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu tidaklah mungkin.
Pelaksanaan fungsi guru sebagai pelatiah tidak harus mengalahkan fungsi lain, ia tetap sadar bahwa walaupun tahu, tidak harus memberitahukan semua yang diketahuinya. Secara didaktis, guru menciptakan situasi agar peserta didik berusaha menemukan sendiri apa yang diketahui.
6.        Guru Sebagai Model dan Teladan. 
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semuaorang yang mengganggap dia sebagai
guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang,
apalagi ditolak.Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorangguru tidak
mau menerima ataupun menggunakannya secara konstruktif maka telahmengurangi keefektifan pembelajaran
Peran dan fungsi ini patut dipahami dantidak perlu menjadi beban yang memberatkan sehingga dengan
keterampilan dankerendahan hati akan memperkaya arti pembelajaran.Apa yang menjadi teladan bagi
peserta didik dari seorang figur guru yaitu : 
1.                  Sikap dasar 
2.                  Bicara dan gaya bicara 
3.                  Kebiasaan bekerja 
4.                  Sikap melalui pengalaman dan kesalahan 
5.                  Pakaian 
6.                  Hubungan kemanusiaan 
7.                  Proses berfikir 
8.                  Perilaku neurotis 
9.                  Keputusan 
10.              Kesehatan
 11.   Guru Sebagai Evaluator 
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang palingkompleks, karena melibatkan banyak
latar belakang dan hubungan, serta variabelyang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang
hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian.
Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dandengan teknik yang sesuai, mungkin
tes ataupun non tes. Teknik apapun yangdipilih, penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang
meliputi 3tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.Selain menilai peserta didik, guru harus pula
menilai dirinya sendiri baik sebagai perencana maupun penilai program pembelajaran. Oleh karena itu ia
harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang penilaian program sebagai manamemahami penilaian hasil
belajar.
2.4   Kode Etik Guru 
Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi
yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat.
Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.(Chung, 1981 mengemukakan empat asas etis, yaitu :
1.                  Menghargai harkat dan martabat
2.                  Peduli dan bertanggung jawab
3.                  Integritas dalam hubungan
4.                  Tanggung jawab terhadap masyarakat.
Dalam pidato pembukaan Kongres PGRI XIII, Basuni sebagai Ketua Umum PGRI menyatakan bahwa
Kode Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam
melaksanakan panggilan pengabdiannya bekerja sebagai guru (PGRI, 1973). Dari pendapat Ketua Umum
PGRI ini dapat ditarik kesimpulan bahawa dalam Kode Etik Guru Indonesia terdapat dua unsur pokok
yakni:  
 Sebagai landasan moral 
 Sebagai pedoman tingkah laku. 
1.                  Kode Etik Guru Indonesia 
Kode Etik Guru Indonesia dalam plaksanaan tugasnya sesuai dengan ADART PGRI 1994 yaitu:
  1.  Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangun yang berjiwa Pancasila
  2. Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuaidengan kebutuhan anak didik masing –masing .
  3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentanganak didik , tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan .
  4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan denganorang tua murid sebaik –baiknya bagi kepentingan anak didik
  5.  Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupunmasyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan .
  6. Guru secara sendiri – sendiri dan atau bersama – sama berusaha mengembangkandan meningkatkan mutu Profesinya .
  7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik  berdasarkan lingkungan maupun didalam hubungan keseluruhan .
  8. Guru bersama –sama memelihara membina dan meningkatkan mutu OrganisasiGuru Profesional sebagai sarana pengapdiannya.
  9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan Pemerintahdalam bidang Pendidikan.
10.            Tujuan Kode Etik 
Pada dasarnya tujuan merumuskankode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
1.                  Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau remes terhadap profesi akan melarang. Oleh karenya, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atauk kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi terhadap dunia luar. Dari segin ini, kode etik juga sering kali disebut kode kehormatan.
2.                  Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.
Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan lahir (atau material) maupun kesejahteraan batin (spiritual atau mental).Dalam hal kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode etik umumnya memuat larangan-larangan kepada para anggotanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang merupakan kesejahteraan para anggotanya.Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimum bagi honorium anggota profesi dalam melaksanakan tugasnya, sehingga siapa-siapa yang mengadakan tarif di bawah minimum akan dianggap tercela dan merugikan rekan-rekan seprofesi. Dalam hal kesejahteraan batin para anggota profesi, kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk para anggotanya untuk melaksanakan profesinya.Kode etik juga sering mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan membatasi tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota profesi dalam berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.
3.                  Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi.
Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabian profesi, sehingga bagi anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
4.                  Untuk meningkatkan mutu profesi
Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
5.                  Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap anggota untuk secara aktif berpartispasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejateraan para anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu profesi dan mutu organisasi profesi.
Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat.Fungsi Kode Etik Guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menuunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarkat.Dengan demikian, maka Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang amat penting untuk pembentukan sikap profesional para anggota profesi keguruan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan 
Dalam proses belajar guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga siswa-siswa betah belajar di kelas. Suasana pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) yang dipadukan dengan pembelajaran aktif (active learning). Pembelajaran yang menyenangkan bukan semata-mata pembelajaran yang mengharuskan anak-anak untuk tertawa terbahak-bahak, melainkan sebuah pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat antara guru dan murid dalam suasana yang sama sekali tidak ada tekanan. Yang ada hanyalah jalinan komunikasi yang saling mendukung.Pembelajaran yang membebaskan, menurut konsep Paulo Fraire, adalah pembelajaran yang di dalamnya tidak ada lagi tekanan, baik tekanan fisik maupun psikologis. Sebab, tekanan apa pun namanya hanya akan mengerdilkan pikiran siswa, sedangkan kebebasan apa pun wujudnya akan dapat mendorong terciptanya iklim pembelajaran (learning climate) yang kondusif
3.2 Saran 
Sebaiknya seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, guru diharapkan dapat selalu memngikuti perkembangan yang ada. Jadi guru dapat menginformasikan pada siswa apa-apa saja yang terjadi, sehingga siswa dapat mengikuti perkembangan zaman.

Untuk Navigasi Lengkap Silahkan Kunjungi Peta Situs


PASTE KODE IKLANMU DISINI

Baca Juga:

Langganan Via Email
Copyright © | by: Me