PENDAHULUAN
Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa
jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang
yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking
pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya.
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi
psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan
belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan
belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar,
motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang
diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada
motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan
kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak
terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada
disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa
yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang
merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru
adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.
Dari sinilah penulis ingin membahas secara tuntas tentang motivasi belajar yang
sangat mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut.
PEMBAHASAN
MOTIVASI
A.
PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan
keberhasilan anak di dalam belajar. Begitu banyaknya peran morivasi tersebut,
banyak para ahli yang membahas bagaimana motivasi tersebut muncul, bagaimana
dapat mengembangkan motivasi, apakah macam-macam motivasi tersebut menentukan
prestasi yang di capai anak dan bagaimana pendidik dalam memberikan penghargaan
hingga dapat meningkatkan motivasi tersebut.
Motivasi merupakan suatu kondisi kejiwaan individu yang dapat
mendorongnya untuk melakukan suatu aktivitas guna pemenuhan kebutuhan atau
mencapai tujuan. Motivasi menjadi daya bagi individu untuk memperoleh sesuatu
yang diinginkannya.
Menurut Tabrani Rusyam pada hakekatnya motivasi adalah
perbuatan energi dalam diri seseorang ditandai dengan timbulnya perasaan dari
reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam pengertian tersebut menggambarkan bahwa
motivasi mengandung suatu kekuatan yang timbul dalam diri seseorang sebagai
dukungan untuk memenuhi keinginannya.
Dalam pengembangan suatu organisasi atau lembaga, motivasi
dipandang sebagai suatu karakteristik dan suatu keadaan. Pandangan tentang hal
ini dikemukakan oleh Soejono Trimo (1986 : 174) sebagai berikut:
a. Motivasi itu pada hakikatnya merupakan
suatu karakteristik atau suatu kepribadian yang cukup stabil sehingga setiap
individu dipandang berbeda dari individu yang lain, termasuk orientasinya
terhadap pekerjaan/tugasnya.
b. Motivasi itu sebenarnya merupakan suatu
keadaan (state) psikologis yang dapat diubah/dibentuk.
Berkaitan dengan motivasi yang dianggap sebagai suatu
karakteristik (kepribadian), dimana seorang melaksanakan tugas/pekerjaannya
tidak didasarkan pada ada tidaknya penghargaan bagi penyelesaian
tugas/pekerjaan tadi, melainkan pada aktivitas pekerjaan itu sendiri serta
adanya perasaan puas yang diperolehnya dalam melakukan pekerjaan tersebut.
Setiap individu yang tampil dengan motivasi seperti ini lebih tertarik pada
konteks pekerjaan (job context) dari pada penghargaan atau upah yang diperolehnya.
Sedangkan motivasi yang termasuk sebagai suatu keadaan maksudnya yaitu
seseorang (individu) dalam melaksanakan tugas/pekerjaan yang dimilikinya sangat
bergantung pada suatu keadaan yang dihadapi pada saat itu. Keadaan utama yang
paling menentukan motivasi kerja seseorang adalah jenis penghargaan (rewards)
yang disediakan dalam lembaga/organisasi tempatnya berkiprah. Tetapi
kadang-kadang motivasi kerja itu akan datang dari keinginan untuk memperoleh
kepuasan kerja yang muncul dalam diri individu sendiri. Jadi motivasi kerja
yang timbul sangat bergantung pada keadaan yang di hadapi pada saat itu.
Motivasi tidak hanya
penting untuk membuat peserta didik melakukan aktivitas belajar, melainkan juga
menentukan berapa banyak peserta didik dapat belajar dari aktivitas yang mereka
lakukan atau informasi yang mereka hadapi. Peserta didik yang termotivasi
peserta didik menunjukkan proses kognitif apa yang telah di pelajari. Tugas
utama pendidik adalah merencanakan cara-cara mendukung motivasi peserta didik.
Motivasi untuk melakukan sesuatu berasal dari berbagai faktor
seperti karakteristik kepribadian. Individu mungkin memiliki minat yang cukup
dan mantap dalam berpartisipasi pada berbagai kegiatan seperti akademik,
olahraga, dan aktivitas sosial. Motivasi dapat berasal dari karakteristik dari
suatu tugas. Intrinsik dan ektrinsik suatu tugas. Pembelajaran matematika yang
menyenangkan merupakan bentuk karakteristik dari suatu tugas belajar. Motivasi
juga dapat berasal dari sumber ektriksik suatu tugas. Penilaian terhadap
peserta didik merupakan bentuk karakteristik ekstrinsik dari suatu tugas
belajar.
B.
PENTINGNYA MOTIVASI DALAM BELAJAR
Motivasi adalah penting, bahkan tanpa kesepakatan tertentu
mengenai definisi konsep tersebut. Apabila terdapat dua anak yang memiliki
kemampuan sama dan pemberian peluang dan kondisi yang sama untuk mencapai
tujuan, kinerja dan hasil yang di capai oleh anak yang termativasi akan lebih
baik dibandingkan dengan anak yang tidak termotivasi. Hal ini dapat di ketahui
dari pengalaman dan pengamatan sehari-hari. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi belajar,m maka tidak akan terjadi
kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Walaupun begitu, hal itu
kadang-kadang menjadi masalah, karena motivasi bukanlah suatu kondisi. Apabila
motivasi peserta didik anak itu rendah, umumnya diasumsikan bahwa peserta didik
yang bersangkutan rendah.
Motivasi bukan saja penting, karena menjadi faktor penyebab
belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Secara historik,
pendidik selalu mengetahui kapan peserta didik perlu di motivasi selama proses
belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, arus
komunikasi lancar, menurunkan kecemasan peserta didik meningkatkan kreativitas
dan aktivitas belajar. Pembelajaran yang di ikuti oleh peserta didik yang
termotivasi akan benar-benar menyenagkan, terutama bagi peserta didik. Peserta
didik yang menyelesaikan pengalaman belajar dan mengelesaikan tugas belajar
dengan perasaan termotivasi terhadap materi yang telah dipelajari. Hal ini juga
logis untuk mengasumsikan bahwa semakin anak memiliki pengalaman belajar yang
termotivasi, maka semakin mungkin akan menjadi peserta didik sepanjang hayat.
Walaupun motivasi
merupakan prasyarat penting dalam belajar, namun agar aktivitas belajar itu
terjadi pada diri anak. Ada faktor lain seperti kemampuan dan kualitas
pembelajaran yang harus di perhatikan pula. Jika anak diberikan tugas-tugas
belajar diluar kemampuannya, bagaimanapun mereka termotivasi, anak tersebut
tidak akan mampu melakukannya. Kenyataannya, ada penurunan titik penggembalian
pada kedua faktor tersebut, termasuk juga motivasi. Hal yang perlu
dipertimbangkan adalah berkenaan dengan masalah kemampuan anak dalam melakukan
aktivitas belajar, dan kegiatan pembelajaran yang menarik agar anak tersebut
termotivasi. Olahraga merupakan contoh umum. Banyak atlet yang membuat kejutan
di dalam olahraga tertentu karena usaha-usaha tertentu, namun akhirnya
mengalami titik balik dimaan presentasinya tidak mengalami kemajuan lagi.
C.MACAM-MACAM
MOTIVASI BELAJAR
Dalam
membahas macam-macam motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni motivasi
yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut "motivasi
intrinsik" dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa
disebut "motivasi ekstrinsik".
Motivasi Intrinsik
Menurut
Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam
artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah
motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007)
mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri
individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan
sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik
adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan
rangsangan dari luar.
Motivasi
Ekstrinsik
Menurut
A.M. Sardinian (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan,
yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat
bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat
di atas, dapat disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul
dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.
D.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
l.SIKAP
Sikap merupakan kombinasi dari konsep, informasi, dan emosi
yang dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan,
peristiwa, atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar
peserta didik karena sikap itu membantu peserta didik dalam merasakan dunianya
san memberikan pedoman kepada perilaku yang dapat membentu dalam menjelaskan
dunianya. Sikap juga akan membentu seseorang merasa aman di suatu lingkungan
yang pada mulanya tampak asing. Sikap akan memberikan pedoman dan peluang
kepada seseorang untuk mereaksi secara lebih optimis. Sikap akan membuat
kehidupan lebih sederhana dan membebaskan seseorang dalam mengatasi unsur-unsur
kehidupan sehari-hari yang bersifat unik. Sifat merupakan produk dari kegiatan
belajar. Sikap diperoleh melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran,
identivikasi, perilaku peran.
Biasanya pengalaman
belajar baru merupakan kegiatan yang banyak mengandung resiko karena hasilnya
kadang-kadang tidak menentu. Seorang peserta didik dapat harus menyakini bahwa
sikapnya akan memiliki pengaruh aktif terhadap motivasi belajar anak pada saat
awal pembelajaran.
Pada setiap awal pembelajaran, peserta didik umumya segera
membuat penilaian mengenai pendidik, mata pelajaran, situasi pembelajaran, dan
harapan personalnya untuk sukses.
2. KEBUTUHAN
Kebutuhan merupakan kondisi yang di alami oleh individu
sebagai suatu kekuatan internal yang memnadu poeserta didik untuk mencapai
tujuan. Perolehan tujuan merupakan kemampuan melepaskan atau mengakhiri
perasaan kebutuhan dan tekanan. Semua orang merasa kebutuhan yang tidak pernah
berakhir. Kebutuhan nama yang dialami peserta didik sekarang ini akan
bergantung pada sejarah belajar individu, situasi sekarng, dan kebutuhan
terakhir yang dipenuhi.
Kebanyakan kebutuhan bertindak sebagai kekuatan internal yang
mendorong seseorang untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan
kebutuhan, semakin besar peluangnya untuk mengatasi perasaan yang menekan di
dalam memenuhi kebutuhannya. Apabila peserta didik membutuhkan atau
menginginkan sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung sangat termotivasi.
Pendidik dapat menumbuhkan motivasi belajar berdasarkan pada kebutuhan yang
dirasakan oleh peserta didik.
3. RANGSANGAN
Rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau
pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif. Seseorang
melihat sesuatu dan tertarik padanya.
Rangsangan secara langsung membentu memenuhi kebutuhan
belajar peserta didik. Apabila peserta didik tidak memperhatikan pembelajaran,
maka sedikit sekali belajar akan terjadi pada diri peserta didik tersebut.
Proses pembelajaran dan materi yang terkait dapat membuat sekumpulan kegiatan
belajar. Setiap peserta didik memiliki keinginan untuk mempelajari sesuatu dan
memiliki sikap positif terhadap materi pembelajaran.
4. AFEKSI
Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional
kecemasan, kepedulian, dan pemilikan dari individu atau kelompok pada waktu
belajar. Tidak ada kegiatan belajar yang terjadi di dalam kevakuman emosional.
Afeksi dapat menjadi motivator intrinsik. Apabila emosi
bersifat positif pada waktu kegiatan belajar berlangsung, maka emosi mampu
mendorong peserta didik untuk belajar keras.
5. KOMPETENSI
Teori kompetensi
mengasumsikan bahwa peserta didik secara alamiah berusaha keras untuk
berinteraksi dengan lingkungan secara efektif. Peserta didik secara intrinsik
termotivasi utnuk mneguasai lingkungan dan mengerjakan tugas-tugas secara
berhasil agar menjadi puas. Demikian pula setiap orang secara genetik diprogram
untuk menggali, menerima, berfikir, memanipulasi, dan mnegubah lingkungan
secara efektif.
6.
PENGUATAN
Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan tau
menemukan bahwa perilaku seseorang dapat dibentuk kurang lebih sama melalui
penerapan penguatan positif atau negatif. Penggunaan hasil karya peserta didik,
pujian, penghargaan sosial, dan perhatian, dinyatakan sebagai variabel yang
sangat penting di dalam perancangan pembelajaran
KEJENUHAN
BELAJAR
A.PENGERTIAN
KEJENUHAN BELAJAR
Secara harfiah, arti jenuh ialah padat atau penuh sehingga
tidak mampu lagi memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jenuh atau
bosan. Dalam belajar, di samping siswa sering mengalami kelupaan, ia juga
terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut jenuh belajar yang
dalam bahasa psikolog lazim disebut learning
plateau (baca: pletou).
Kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan
untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil. Seorang siswa yang mengalami
kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh
dari belajar tidak ada kemajuan.
Kejenuhan belajar dapat melanda seorang siswa yang kehilangan
motivasi dan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum
sampai pada tingkat keterampilan berikutnya.
DEFINISI
KEJENUHAN SECARA UMUM:
Kejenuhan
adalah suatu kondisi mental di mana seseorang merasa dihinggapi kebosanah yang
amat sangat untuk melakukan tugas rutin yang sudah sejak lama dilakukannya.
Secera ringkas kejenuhan dapat diartikan sebagai kebosanan yang amat sangat.
Tugas
rutin yang sering dihambat oleh timbulnya kejenuhan di antaranya adalah belajar
dan bekerja. Untuk orang yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa, mereka
bisa mengalami kejenuhan belajar. Untuk orang yang berstatus pekerja dalam
bidang apa saja, mereka bisa mengalami kejenuhan bekerja. Dalam kesempatan ini
kita akan membahas masalah kejenuhan belajar.
DEFINISI
KEJENUHAN BELAJAR
Kejenuhan
belajar adalah suatu kondisi mental di mana seorang pelajar atau mahasiswa mengalami
kebosanan yang amat sangat untuk melakukan aktifitas belajar, dan kebosanan tsb
membuat motivasi belajar mereka menurun.
FAKTOR
PENYEBAB KEJENUHAN BELAJAR
Kejenuhan
dalam bidang apa saja pada umumnya disebabkan oleh aktifitas rutin yang dilakukan
dengan cara yang monoton atau tidak berubah-ubah, dalam waktu lama.
Dengan
demikian kejenuhan belajar biasanya lebih sering menghinggapi pelajar atau
mahasiswa yang sejak SD sudah menjadi pelajar yang raj in.
Berbagai
penyebab kejenuhan belajar yang perlu diketahui di antaranya adalah sebagai
berikut:
1.Belajar dilakukan dengan metode yang tidak bervariasi.
2.Belajar hanya dilakukan ditempat tertentu saja. Misalnya di
kamar tidur
3.Kondisi ruang belajar yang tidak berubah-ubah, terutama di
rumah
4.Kurang melakukan aktifitas rekreasi atau hiburan untuk
menetralisir kelelahan berpikir setelah beajar
5.Adanya ketegangan mental yang kuat dan berlarut-larut di saat
belajar.
Ketegangan
mental tsb bisa timbul dari beban pelajaran yang terlalu berat, target untuk
mencapai prestasi puncak, guru / dosen yang terlalu galak / killer, dan hal-hal
lain yang menimbulkan ketegangan mental.
AKIBAT
KEJENUHAN BELAJAR
Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh kejenuhan belajar
adalah sebagai berikut: 1 .Timbulnya rasa malas yang berat untuk belajar
2.Di saat belajar merasa kehilangan semangat dan tidak
bergairah
3.Merasa sulit untuk berkonsentrasi di saat belajar
4.Pelajar yang tadinya raj in berubah menjadi malas dan
prestasinya menurun.
5.Kadang-kadang rasa malas tsb sedemikian beratnya sehingga
seorang pelajar / mahasiswa merasa seperti tidak mau belajar sama sekali.
CARA
MENCEGAH & MENGATASI KEJENUHAN BELAJAR
1.Belajar dengan metode yang bervariasi. Misalnya dengan
membuat ringkasan bahan pelajaran sejak awal semester.
2.Belajar di beberapa tempat yang cukup nyaman seperti ruang
tidur, ruang khusus belajar (kalau ada), ruang tamu, di rumah teman untuk
belajar bersama, dll.
3.Mengadakan perubahan fisik di ruang belajar
4.Menciptakan suasana yang menyenangkan di ruang belajar.
Misalnya belajar sambil mendengar music instrumental yang tenang
5.Melakukan aktifitas rekreasi secara berkala
6.Menghindari adanya ketegangan mental di
saat belajar
7.Melakukan aktifitas meditasi untuk
menetralisir kejenuhan belajar dan menetralisir berbagai kondisi mental yang negative
lainnya seperti stress, rasa cemas, tidak PD, dan menanamkan kondisi ketenangan
sampai ke alam bawah sadar.
Perlu
juga diketahui bahwa meditasi bukan hanya bisa menetralisir berbagai kondisi
mental yang negative dan menanamkan kondisi ketenangan jiwa, tapi juga bisa
mengkondisikan rasa segar dan nyaman pada badan, sehingga semangat beraktifitas
dalam kehidupan sehari-hari juga bisa ditingkatkan.
BAB III
PENUTUP
1 . KESIMPULAN
Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan
keberhasilan anak di dalam belajar. Begitu banyaknya peran morivasi tersebut,
banyak para ahli yang membahas bagaimana motivasi tersebut muncul, bagaimana
dapat mengembangkan motivasi, apakah macam-macam motivasi tersebut menentukan
prestasi yang di capai anak dan bagaimana pendidik dalam memberikan penghargaan
hingga dapat meningkatkan motivasi tersebut.
Motivasi adalah penting, bahkan tanpa kesepakatan tertentu
mengenai definisi konsep tersebut. Apabila terdapayt dua anak yang memiliki
kemampuan sama dan pemberian peluang dan kondisi yang sama untuk mencapai
tujuan, kinerja dan hasil yang di capai oleh anak yang termativasi akan lebih
baik dibandingkan dengan anak yang tidak termotivasi.
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar
keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh
dirinya sendiri, dan bukan dirumuskan atau di tetapkan oleh orang lain.
Kejenuhan adalah suatu hal yang dapat terjadi pada siapapun
termasuk siswa. Sebagai seorang pengajar kita harus mengetahui faktor-faktor
penyebab kejenuhan yang melanda peserta didik dan berusaha mengatasi kejenuhan
tersebut. Salah satunya dengan memberikan suasana yang tidak membosankan dalam
pemebelajaran serta menggunakan metode yang menyenangkan bagi siswa.
2.SARAN
Motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk memperoleh
keberhasilan dan berpartisipasi katif di dalam suatu kegiatan. Keberhasilan
yang di capai dipandang sebagai buah dari usaha dan kemampuan personal yang
dicurahkan dalam mengerjakan tugas.
Sebagai pengajar kita harus kaya dengan metode pembelajaran
supaya dapat mengatasi hal-hal yang menjadi kendala dalam pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Sardinian AM, Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali
Pers, 1992 ) h. 73
Dr. Achmad Rifa'i RC. M.Pd, dkk, Psikologi Pendidikan, (Semarang:
Universitas Negeri Semarang Press, 2009)
Posting Nury iis, Meningkatkan
Motivasi belajar 2011 Kompasiana, Opini Mengatasi Kejenuhan Belajar, 2012