Sabtu, 09 November 2013

Makalah Motivasi Belajar dan Kejenuhan Belajar

PENDAHULUAN
Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya.
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar. Dari sinilah penulis ingin membahas secara tuntas tentang motivasi belajar yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut.
PEMBAHASAN
MOTIVASI
A. PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak di dalam belajar. Begitu banyaknya peran morivasi tersebut, banyak para ahli yang membahas bagaimana motivasi tersebut muncul, bagaimana dapat mengembangkan motivasi, apakah macam-macam motivasi tersebut menentukan prestasi yang di capai anak dan bagaimana pendidik dalam memberikan penghargaan hingga dapat meningkatkan motivasi tersebut.
Motivasi merupakan suatu kondisi kejiwaan individu yang dapat mendorongnya untuk melakukan suatu aktivitas guna pemenuhan kebutuhan atau mencapai tujuan. Motivasi menjadi daya bagi individu untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya.
Menurut Tabrani Rusyam pada hakekatnya motivasi adalah perbuatan energi dalam diri seseorang ditandai dengan timbulnya perasaan dari reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam pengertian tersebut menggambarkan bahwa motivasi mengandung suatu kekuatan yang timbul dalam diri seseorang sebagai dukungan untuk memenuhi keinginannya.
Dalam pengembangan suatu organisasi atau lembaga, motivasi dipandang sebagai suatu karakteristik dan suatu keadaan. Pandangan tentang hal ini dikemukakan oleh Soejono Trimo (1986 : 174) sebagai berikut:
a.   Motivasi itu pada hakikatnya merupakan suatu karakteristik atau suatu kepribadian yang cukup stabil sehingga setiap individu dipandang berbeda dari individu yang lain, termasuk orientasinya terhadap pekerjaan/tugasnya.
b.  Motivasi itu sebenarnya merupakan suatu keadaan (state) psikologis yang dapat diubah/dibentuk.
Berkaitan dengan motivasi yang dianggap sebagai suatu karakteristik (kepribadian), dimana seorang melaksanakan tugas/pekerjaannya tidak didasarkan pada ada tidaknya penghargaan bagi penyelesaian tugas/pekerjaan tadi, melainkan pada aktivitas pekerjaan itu sendiri serta adanya perasaan puas yang diperolehnya dalam melakukan pekerjaan tersebut. Setiap individu yang tampil dengan motivasi seperti ini lebih tertarik pada konteks pekerjaan (job context) dari pada penghargaan atau upah yang diperolehnya. Sedangkan motivasi yang termasuk sebagai suatu keadaan maksudnya yaitu seseorang (individu) dalam melaksanakan tugas/pekerjaan yang dimilikinya sangat bergantung pada suatu keadaan yang dihadapi pada saat itu. Keadaan utama yang paling menentukan motivasi kerja seseorang adalah jenis penghargaan (rewards) yang disediakan dalam lembaga/organisasi tempatnya berkiprah. Tetapi kadang-kadang motivasi kerja itu akan datang dari keinginan untuk memperoleh kepuasan kerja yang muncul dalam diri individu sendiri. Jadi motivasi kerja yang timbul sangat bergantung pada keadaan yang di hadapi pada saat itu.
Motivasi tidak hanya penting untuk membuat peserta didik melakukan aktivitas belajar, melainkan juga menentukan berapa banyak peserta didik dapat belajar dari aktivitas yang mereka lakukan atau informasi yang mereka hadapi. Peserta didik yang termotivasi peserta didik menunjukkan proses kognitif apa yang telah di pelajari. Tugas utama pendidik adalah merencanakan cara-cara mendukung motivasi peserta didik.
Motivasi untuk melakukan sesuatu berasal dari berbagai faktor seperti karakteristik kepribadian. Individu mungkin memiliki minat yang cukup dan mantap dalam berpartisipasi pada berbagai kegiatan seperti akademik, olahraga, dan aktivitas sosial. Motivasi dapat berasal dari karakteristik dari suatu tugas. Intrinsik dan ektrinsik suatu tugas. Pembelajaran matematika yang menyenangkan merupakan bentuk karakteristik dari suatu tugas belajar. Motivasi juga dapat berasal dari sumber ektriksik suatu tugas. Penilaian terhadap peserta didik merupakan bentuk karakteristik ekstrinsik dari suatu tugas belajar.
B. PENTINGNYA MOTIVASI DALAM BELAJAR
Motivasi adalah penting, bahkan tanpa kesepakatan tertentu mengenai definisi konsep tersebut. Apabila terdapat dua anak yang memiliki kemampuan sama dan pemberian peluang dan kondisi yang sama untuk mencapai tujuan, kinerja dan hasil yang di capai oleh anak yang termativasi akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak termotivasi. Hal ini dapat di ketahui dari pengalaman dan pengamatan sehari-hari. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi belajar,m maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Walaupun begitu, hal itu kadang-kadang menjadi masalah, karena motivasi bukanlah suatu kondisi. Apabila motivasi peserta didik anak itu rendah, umumnya diasumsikan bahwa peserta didik yang bersangkutan rendah.
Motivasi bukan saja penting, karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Secara historik, pendidik selalu mengetahui kapan peserta didik perlu di motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, arus komunikasi lancar, menurunkan kecemasan peserta didik meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Pembelajaran yang di ikuti oleh peserta didik yang termotivasi akan benar-benar menyenagkan, terutama bagi peserta didik. Peserta didik yang menyelesaikan pengalaman belajar dan mengelesaikan tugas belajar dengan perasaan termotivasi terhadap materi yang telah dipelajari. Hal ini juga logis untuk mengasumsikan bahwa semakin anak memiliki pengalaman belajar yang termotivasi, maka semakin mungkin akan menjadi peserta didik sepanjang hayat.
Walaupun motivasi merupakan prasyarat penting dalam belajar, namun agar aktivitas belajar itu terjadi pada diri anak. Ada faktor lain seperti kemampuan dan kualitas pembelajaran yang harus di perhatikan pula. Jika anak diberikan tugas-tugas belajar diluar kemampuannya, bagaimanapun mereka termotivasi, anak tersebut tidak akan mampu melakukannya. Kenyataannya, ada penurunan titik penggembalian pada kedua faktor tersebut, termasuk juga motivasi. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah berkenaan dengan masalah kemampuan anak dalam melakukan aktivitas belajar, dan kegiatan pembelajaran yang menarik agar anak tersebut termotivasi. Olahraga merupakan contoh umum. Banyak atlet yang membuat kejutan di dalam olahraga tertentu karena usaha-usaha tertentu, namun akhirnya mengalami titik balik dimaan presentasinya tidak mengalami kemajuan lagi.
C.MACAM-MACAM MOTIVASI BELAJAR
Dalam membahas macam-macam motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut "motivasi intrinsik" dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut "motivasi ekstrinsik".
Motivasi Intrinsik
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari luar.
Motivasi Ekstrinsik
Menurut A.M. Sardinian (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
l.SIKAP
Sikap merupakan kombinasi dari konsep, informasi, dan emosi yang dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan, peristiwa, atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar peserta didik karena sikap itu membantu peserta didik dalam merasakan dunianya san memberikan pedoman kepada perilaku yang dapat membentu dalam menjelaskan dunianya. Sikap juga akan membentu seseorang merasa aman di suatu lingkungan yang pada mulanya tampak asing. Sikap akan memberikan pedoman dan peluang kepada seseorang untuk mereaksi secara lebih optimis. Sikap akan membuat kehidupan lebih sederhana dan membebaskan seseorang dalam mengatasi unsur-unsur kehidupan sehari-hari yang bersifat unik. Sifat merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identivikasi, perilaku peran.
Biasanya pengalaman belajar baru merupakan kegiatan yang banyak mengandung resiko karena hasilnya kadang-kadang tidak menentu. Seorang peserta didik dapat harus menyakini bahwa sikapnya akan memiliki pengaruh aktif terhadap motivasi belajar anak pada saat awal pembelajaran.
Pada setiap awal pembelajaran, peserta didik umumya segera membuat penilaian mengenai pendidik, mata pelajaran, situasi pembelajaran, dan harapan personalnya untuk sukses.
2. KEBUTUHAN
Kebutuhan merupakan kondisi yang di alami oleh individu sebagai suatu kekuatan internal yang memnadu poeserta didik untuk mencapai tujuan. Perolehan tujuan merupakan kemampuan melepaskan atau mengakhiri perasaan kebutuhan dan tekanan. Semua orang merasa kebutuhan yang tidak pernah berakhir. Kebutuhan nama yang dialami peserta didik sekarang ini akan bergantung pada sejarah belajar individu, situasi sekarng, dan kebutuhan terakhir yang dipenuhi.
Kebanyakan kebutuhan bertindak sebagai kekuatan internal yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan kebutuhan, semakin besar peluangnya untuk mengatasi perasaan yang menekan di dalam memenuhi kebutuhannya. Apabila peserta didik membutuhkan atau menginginkan sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung sangat termotivasi. Pendidik dapat menumbuhkan motivasi belajar berdasarkan pada kebutuhan yang dirasakan oleh peserta didik.
3. RANGSANGAN
Rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif. Seseorang melihat sesuatu dan tertarik padanya.
Rangsangan secara langsung membentu memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Apabila peserta didik tidak memperhatikan pembelajaran, maka sedikit sekali belajar akan terjadi pada diri peserta didik tersebut. Proses pembelajaran dan materi yang terkait dapat membuat sekumpulan kegiatan belajar. Setiap peserta didik memiliki keinginan untuk mempelajari sesuatu dan memiliki sikap positif terhadap materi pembelajaran.
4. AFEKSI
Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional kecemasan, kepedulian, dan pemilikan dari individu atau kelompok pada waktu belajar. Tidak ada kegiatan belajar yang terjadi di dalam kevakuman emosional.
Afeksi dapat menjadi motivator intrinsik. Apabila emosi bersifat positif pada waktu kegiatan belajar berlangsung, maka emosi mampu mendorong peserta didik untuk belajar keras.
5. KOMPETENSI
Teori kompetensi mengasumsikan bahwa peserta didik secara alamiah berusaha keras untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif. Peserta didik secara intrinsik termotivasi utnuk mneguasai lingkungan dan mengerjakan tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas. Demikian pula setiap orang secara genetik diprogram untuk menggali, menerima, berfikir, memanipulasi, dan mnegubah lingkungan secara efektif.
6. PENGUATAN
Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan tau menemukan bahwa perilaku seseorang dapat dibentuk kurang lebih sama melalui penerapan penguatan positif atau negatif. Penggunaan hasil karya peserta didik, pujian, penghargaan sosial, dan perhatian, dinyatakan sebagai variabel yang sangat penting di dalam perancangan pembelajaran
KEJENUHAN BELAJAR
A.PENGERTIAN KEJENUHAN BELAJAR
Secara harfiah, arti jenuh ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jenuh atau bosan. Dalam belajar, di samping siswa sering mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut jenuh belajar yang dalam bahasa psikolog lazim disebut learning plateau (baca: pletou).
Kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil. Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan.
Kejenuhan belajar dapat melanda seorang siswa yang kehilangan motivasi dan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum sampai pada tingkat keterampilan berikutnya.
DEFINISI KEJENUHAN SECARA UMUM:
Kejenuhan adalah suatu kondisi mental di mana seseorang merasa dihinggapi kebosanah yang amat sangat untuk melakukan tugas rutin yang sudah sejak lama dilakukannya. Secera ringkas kejenuhan dapat diartikan sebagai kebosanan yang amat sangat.
Tugas rutin yang sering dihambat oleh timbulnya kejenuhan di antaranya adalah belajar dan bekerja. Untuk orang yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa, mereka bisa mengalami kejenuhan belajar. Untuk orang yang berstatus pekerja dalam bidang apa saja, mereka bisa mengalami kejenuhan bekerja. Dalam kesempatan ini kita akan membahas masalah kejenuhan belajar.
DEFINISI KEJENUHAN BELAJAR
Kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental di mana seorang pelajar atau mahasiswa mengalami kebosanan yang amat sangat untuk melakukan aktifitas belajar, dan kebosanan tsb membuat motivasi belajar mereka menurun.
FAKTOR PENYEBAB KEJENUHAN BELAJAR
Kejenuhan dalam bidang apa saja pada umumnya disebabkan oleh aktifitas rutin yang dilakukan dengan cara yang monoton atau tidak berubah-ubah, dalam waktu lama.
Dengan demikian kejenuhan belajar biasanya lebih sering menghinggapi pelajar atau mahasiswa yang sejak SD sudah menjadi pelajar yang raj in.
Berbagai penyebab kejenuhan belajar yang perlu diketahui di antaranya adalah sebagai berikut:
1.Belajar dilakukan dengan metode yang tidak bervariasi.
2.Belajar hanya dilakukan ditempat tertentu saja. Misalnya di kamar tidur
3.Kondisi ruang belajar yang tidak berubah-ubah, terutama di rumah
4.Kurang melakukan aktifitas rekreasi atau hiburan untuk menetralisir kelelahan berpikir setelah beajar
5.Adanya ketegangan mental yang kuat dan berlarut-larut di saat belajar.
Ketegangan mental tsb bisa timbul dari beban pelajaran yang terlalu berat, target untuk mencapai prestasi puncak, guru / dosen yang terlalu galak / killer, dan hal-hal lain yang menimbulkan ketegangan mental.
AKIBAT KEJENUHAN BELAJAR
Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh kejenuhan belajar adalah sebagai berikut: 1 .Timbulnya rasa malas yang berat untuk belajar
2.Di saat belajar merasa kehilangan semangat dan tidak bergairah
3.Merasa sulit untuk berkonsentrasi di saat belajar
4.Pelajar yang tadinya raj in berubah menjadi malas dan prestasinya menurun.
5.Kadang-kadang rasa malas tsb sedemikian beratnya sehingga seorang pelajar / mahasiswa merasa seperti tidak mau belajar sama sekali.
CARA MENCEGAH & MENGATASI KEJENUHAN BELAJAR
1.Belajar dengan metode yang bervariasi. Misalnya dengan membuat ringkasan bahan pelajaran sejak awal semester.
2.Belajar di beberapa tempat yang cukup nyaman seperti ruang tidur, ruang khusus belajar (kalau ada), ruang tamu, di rumah teman untuk belajar bersama, dll.
3.Mengadakan perubahan fisik di ruang belajar
4.Menciptakan suasana yang menyenangkan di ruang belajar. Misalnya belajar sambil mendengar music instrumental yang tenang
5.Melakukan aktifitas rekreasi secara berkala
6.Menghindari adanya ketegangan mental di saat belajar
7.Melakukan aktifitas meditasi untuk menetralisir kejenuhan belajar dan menetralisir berbagai kondisi mental yang negative lainnya seperti stress, rasa cemas, tidak PD, dan menanamkan kondisi ketenangan sampai ke alam bawah sadar.
Perlu juga diketahui bahwa meditasi bukan hanya bisa menetralisir berbagai kondisi mental yang negative dan menanamkan kondisi ketenangan jiwa, tapi juga bisa mengkondisikan rasa segar dan nyaman pada badan, sehingga semangat beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari juga bisa ditingkatkan.
BAB III PENUTUP
1 . KESIMPULAN
Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak di dalam belajar. Begitu banyaknya peran morivasi tersebut, banyak para ahli yang membahas bagaimana motivasi tersebut muncul, bagaimana dapat mengembangkan motivasi, apakah macam-macam motivasi tersebut menentukan prestasi yang di capai anak dan bagaimana pendidik dalam memberikan penghargaan hingga dapat meningkatkan motivasi tersebut.
Motivasi adalah penting, bahkan tanpa kesepakatan tertentu mengenai definisi konsep tersebut. Apabila terdapayt dua anak yang memiliki kemampuan sama dan pemberian peluang dan kondisi yang sama untuk mencapai tujuan, kinerja dan hasil yang di capai oleh anak yang termativasi akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak termotivasi.
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri, dan bukan dirumuskan atau di tetapkan oleh orang lain.
Kejenuhan adalah suatu hal yang dapat terjadi pada siapapun termasuk siswa. Sebagai seorang pengajar kita harus mengetahui faktor-faktor penyebab kejenuhan yang melanda peserta didik dan berusaha mengatasi kejenuhan tersebut. Salah satunya dengan memberikan suasana yang tidak membosankan dalam pemebelajaran serta menggunakan metode yang menyenangkan bagi siswa.
2.SARAN
Motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk memperoleh keberhasilan dan berpartisipasi katif di dalam suatu kegiatan. Keberhasilan yang di capai dipandang sebagai buah dari usaha dan kemampuan personal yang dicurahkan dalam mengerjakan tugas.
Sebagai pengajar kita harus kaya dengan metode pembelajaran supaya dapat mengatasi hal-hal yang menjadi kendala dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Sardinian AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers, 1992 ) h. 73
Dr. Achmad Rifa'i RC. M.Pd, dkk, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2009)
Posting Nury iis, Meningkatkan Motivasi belajar 2011 Kompasiana, Opini Mengatasi Kejenuhan Belajar, 2012