BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Psikologi komunitas lebih dekat ke arah psikologi klinis berupa sebuah permberdayaan. Psikologi komunitas muncul bersamaan dengan gerakan kesehatan mental yang di dengung – dengungkan di Eropa khususnya Inggris. Psikologi komunitas lebih menekankan pada pemberdayaan dan preventif pada sebuah komunitas, serta memperbaiki masalah yang sudah muncul pada komunitas tersebut yang pada akhirnya berdampak pada individu.
Mungkin
tidak banyak orang yang mau mengetahui bagaimana kehidupan para narapidana di
dalam lembaga pemasyarakatan, bagaimana perasaan mereka di dalam lapas,
bagaimana mereka menghadapi kebosanan rutinitas yang mereka jalani yang
cenderung monoton, apa yang seharusnya mereka siapkan agar ketika mereka kembali
ke masyarakat mereka dapat diterima dan tidak menjadi “sampah masyarakat”. Film
Harmony ini lah yang kami pilih, karena cukup menggambarkan bagaimana
pemberdayaan terhadap narapidana, dukungan para narapidana dan pejabat lapas
sehingga tumbuh perasaan bangkit, berharga dan bangga dalam diri tokoh terhadap
kemampuan kelompok paduan suara mereka. Oleh karena itu, kami membahas film
Harmony dan relevansinya terhadap Psikologi Komunitas.
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat memahami dan
menganalisis konsep psikologi komunitas
melalui film Harmony.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa
dapat memahami pembahasan psikologi komunitas
2. Mahasiswa
dapat memahami relevansi antara konsep psikologi komunitas dengan cerita dalam
film Harmony
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Psikologi Komunitas
Psikologi komunitas di
Amerika mulai berkembang sejak 1955, ketika diumumkan undang-undang tentang
pengembangan konsep kesehatan mental
komunitas untuk mengurangi jumlah rumah sakit jiwa. Pada tahun 1963 Kennedy Bill mengemukakan sistem
komprehensif dalam layanan kesehatan mental, melakukan deteksi dini dar
gangguan kesehatan mental yang dapat menurunkan jumlah penderita yang
dimasukkan ke RSJ. Tahun 1965 dianggap sebagai kelahiran Psikologi Komunitas
pada saat itu diadakan konferensi di Massachusetts dimana para psikolog
membahas masa depan dan peran kesehatan mental, dan tak lama berselang terbentuk Community Psychology dalam American Psychological Association (APA).
Psikologi
komunitas adalah studi yang mempelajari efek-efek faktor sosial dan lingkungan
terhadap perilaku manusia, baik pada level individual, kelompok, organisasi,
atau pun masyarakat (Heller dikutip Dufty dan Wong). Psikologi komunitas erat
kaitannya dengan hubungan individu dengan sistem sosial, kesejahteraan,
kebijakan pemerintah dan kesehatan individu dalam kaitan dengan masyarakat.
Rapaport
yang pendekatannya lebih berorientasi pada community mental health,
mengemukakan bahwa perspektif Psikologi Komunitas memberikan perhatian pada
tiga hal utama, yakni :
1. Pengembangan
sumber daya individu,
2. Aktivitas
politik,
3. Ilmu
pengetahuan. Duffy dan Wong (1996) mengutip 3 definisi psikologi komunitas yang
dianggapnya populer, yaitu :
a.
Psikologi komunitas adalah study yang melibatkan efek-efek faktor sosial dan
lingkungan pada perilaku yang terjadi pada level individu, kelompok, organisasi
maupun masyarakat (Heller, dkk, 1984, hal 4).
b.
Psikologi komunitas adalah bagian dan sebuah upaya untuk menemukan alternatif
lain dalam rangka menghadapi adanya penyimpangan terhadap norma-norma yang
berakar di masyarakat. Dalam konteks ini psikologi komunitas memandang sebagai
upaya untuk memberikan dukungan terhadap hak setiap orang untuk berbeda tanpa
harus menanggung resiko material maupun sanksi psikologis (Rapaport, 1977, hal
3).
c.
Psikologi komunitas dibutuhkan sebagai sebuah pendekatan pada problem perilaku
manusia, yang menekankan pada kontribusinya terhadap pembangunan yang dibuat
karena tekanan lingkungan sebagaimana halnya potensi sumbangannya untuk
meringankan bebeannya dengan menggunakan tekanan yang lain. Dari definisi
diatas dapat dilihat bahwa psikologi komunitas memfokuskan pada masalah yang
terkait dengan isu – isu sosial, institusi sosial, setting – setting lain yang
mempengaruhi individu, kelompok dan organisasi.
Sedangkan
menurut Orford (1992), Community Psychology adalah tentang ketergantungan
individual dengan settingnya dan dengan settingnya pada berbagai level termasuk
yang paling tinggi, yaitu level makro.
Psikologi Komunitas menurut Zax & Specter psikologi
komunitas adalah sebuah pendekatan kesehatan mental yang menekankan peran dari
tekanan lingkungan dalam membentuk dan mengurangi masalah.
2.2 Fokus Psikologi Komunitas
Beberapa fokus Psikologi Komunitas
yaitu :
a. Masalah-masalah yang terkait
dengan isu-isu sosial, institusi sosial dan setting-setting lain yang
mempengaruhi perilaku manusia sebagai individu, kelompok dan organisasi
masyarakat (Orford).
b. Mempelajari bagaimana masyarakat
menghasilkan SDM yang kompeten
c. Memahami faktor-faktor
peningkatan promosi kesehatan
d. Memahami faktor-faktor penyebab
masalah psikologis dalam konteks sosial.
2.3 Tujuan Psikologi Komunitas
Banyak
perubahan-perubahan dalam tatanan masyarakat sekarang ini yang menyebabkan
banyaknya muncul gejala-gejala sosial seperti kemiskinan, kekumuhan, polusi
udara, pengungsian penduduk bahkan bencana alam sangat memungkinkan munculnya
ancaman gangguan-gangguan psikologis terutama dalam hal gangguan emosional.
Kondisi ini membutuhkan suatu pendekatan yang tidak menggunakan cara
tradisional dari psikologi klinis, tetapi membutuhkan sutau pendekatan
menyeluruh yakni pendekatan komunitas.
Psikologi
komunitas pada dasarnya terkait dengan hubungan antar sistem sosial,
kesejahteraan dan kesehatan individu dalam kaitan dengan masyarakat. Psikologi
komunitas didefinisikan sebagai sutau pendekatan kepada kesehatan mental yang
menekankan pada peran daya lingkunan dalam menciptakan masalah atau mengurangi
masalah. Psikologi komunitas berfokus pada arah permasalahan kesehatan mental
dan sosial yang dikembangkan melalui intervensi juga riset dengan
seting mencakup masyarakat dan komunitas
pribadi.
Tujuan
psikologi komunitas adalah mengoptimalkan tingkat kesejahteraan umat manusia
dengan inovasi dan alternatif intervensinya yang didesain dalam sebuah
kolaborasi, baik dengan bidang ilmu di dalam maupun di luar psikologi yang
memberikan dampak pada anggota masyarakat ( Dufty dan Wong 1996 ). Tujuan lain
dari psikologi komunitas adalah:
1. Menciptakan
atau mendorong keterlibatan dalam perubahan sosial, agar individu dalam
berbagai komunikasi memperoleh manfaat yang menunjang peningkatan kualitas
hidupnya;
2. Dapat
mengidentifikasi dan melakukan klasifikasi terhadap berbagai komunitas yang
ada;
3. Memahami
problem yang dihadapi individu, kelompok, komunitas dan masyarakat. Misalnya
problem psikologis individu yang berdampak pada diri sendiri, maupun
lingkungan. Problem psikologis tersebut meliputi kebijakan public, praktik
pelayanan kesejahteraan sosial, kesehatan dalam komunitas;
4. Mampu
melakukan langkah-langkah kuratif atau antisipatif untuk pemberdayaan individu,
kelompok, komunitas dan masyarakat.
2.4 Prinsip – Prinsip Psikologi
Komunitas
Adapun beberapa prinsip – prinsip
dari psikologi komunitas adalah :
• Psikologi
komunitas tidak lagi memandang perilaku hanya ditentukan oleh faktor biologis
bawaan, namun menggunakan pendekatan ekologis untuk memahami perkembangan dan
pencegahan gangguan psikologis.
• Psikologi
komunitas memandang bahwa yang bersifat intervensi dan pencegahan perlu
dilakukan di tempat orang yang tinggal dalam komunitas.
• Kegiatan
intervensi untuk meningkatkan kesehatan mental dan kegiatan pencegahan gangguan sosial
psikologis tidak lagi ditujukan bagi perubahan perseorangan, namun perubahan
sistem sosial.
Prinsip psikologi komunitas menurut
Korchin, sebagai berikut:
• Faktor
lingkungan sangatlah penting dalam menentukan dan mengubah perilaku
• Intervensi
sosial dan komunitas dapat efektif untuk membuat institusi sosial lebih
mendukung kesehatan mental dan mengurangi stres individual.
• Intervensi
lebih ditujukan untuk prevensi dan rehabilitasi
• tujuan
intervensi adalah meningkatkan kompetensi sosial bukan sekedar mengurangi
distres psikologis.
• Pertolongan
paling efektif adalah bila tersedia dekat dengan lokasi di mana masalah itu
muncul.
• Klinis
komunitas harus mendatangi klien bukan pasif menunggu
• Mendidik
publik untuk memahami sifat-sifat dan sebab masalah psikososial dan sumber daya
yang tersedia untuk mengatasi hal tersebut.
• Untuk
mengembangkan pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan bagi intervensi yang
terinformasi, psikologi komunitas memerlukan pendekatan naturalistik dan
ekologis.
Psikologi
komunitas berusaha untuk menganggap serius persamaan terkenal Lewin B = f (P,
E), yaitu perilaku adalah fungsi dari orang, lingkungan, interaksi antara
keduanya. Selain itu, psikologi komunitas mempertimbangkan individu dalam
konteks yang kompleks antara individu dengan lingkungan yang saling berhubungan
dan bersifat resiprokal. Termasuk pada konsep dukungan sosial, kebijakan
kekuasaan, kontrol, pemberdayaan, konsep dari setting perilaku, dan model teori
dari Brofenbrenner dalam setting mikro, meso, ekso dan makro sistem atau level.
Sistem ini mempunyai pengaruh yang bersifat resiprokal dan kontinu antara
bagian dan komponen.
Artinya
bahwa penggunaan dan penerapan psikologi komunitas berorientasi pada kebebasan
untuk sesuai dengan kebutuhan dari satu tingkat berpikir ke tingkat yang lain.
Hal ini, tentu saja, mempertimbangkan adanya saling ketergantungan individu dan
aspek struktur sosial bahwa psikologi komunitas paling jelas tidak secara
langsung terlibat dalam area pribadi dan personal serta memasuki ranah
masyarakat publik dan politik.
2.5 Konsep-Konsep dalam Psikologi Komunitas
Ada beberapa konsep
yang sangat melekat pada pendekatan psikologi komuntas, yakni pada:
1. Konsep Pencegahan, pencegahan
dari gangguan psikologis bertujuan untuk menghemat biaya perawatan penderita. Terdiri dari tiga yakni pencegahan primer, sekunder dan tertier.
2. Pemberdayaan manusia, pemberdayaan manusia
dalam masyarakat bertujuan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah
munculnya gangguan-gangguan psikologis.
Beberapa pertimbangan-pertimbangan dalam
psikologi komunitas :
1.
Psikologi Komunitas menekankan kepada dua aspek secara serentak yakni
kondisi masyarakat sebagai dasar teori dan riset pada proses lingkungan sosial.
2.
Memusatkan, tidak hanya bertitik tolak pada kondisi psikologis
individu, akan tetapi atas berbagai tingkatan analisa yang bergerak
dari individu kemudian
mengkelompokkannya ke dalam organisasi dan akhirnya kepada struktur yang
terbesar yakni kelompok masyarakt secara utuh dimana individu berada.
3.
Psikologi Komunitas meliputi atau cakupan jangkauan luas berupa seting dan
substansi dari suatu area/daerah komunitas.
Dari ketiga
dasar tersebut di atas psikologi komunitas dalam menganalisis permasalahan
individu memiliki keunikan tersendiri dimulai dari kondisi individu itu sendiri
kemudian mengarah kepada suatu pergerakan sosial masyarakat atau sebaliknya
atau juga dimulai secara bersama-sama. Pada dasarnya Psikologi komunitas
orientasi kerjanya hampir sama dengan psikologi klinis dan kesehatan mental
masyarakat dengan tujuan untuk mengenalkan kesejahteraan manusia. Tetapi psikologi komunitas tidak hanya puas denan
kencenderungan klinis yang hanya menempatkan permasalahan kesehatan mental yang
berfokus di dalam diri individu. Psikologi komunitas lebih melihat ancaman
terhadap kesehatan mental dari lingkungan sosial atau konflik/ ketidakcocokan
antara individu dengan lingkungannya.
Penekanan secara spesifik lebih kepada dukungan sosial bukan kepada
perubahan individu. Psikologi komunitas lebih memusatkan perhatian pada
kesehatan bukan kepada penyakit, dan kepada peningkaan kemampuan individu dan
komunitasnya. Hal inilah yang mungkin
merupakan simbol dari psikologi komunitas dan yang membedakannya dengan
psikologi klinis dan kesehatan mental yang lebih berfokus kepada perubahan
individu.
Psikologi komunitas lebih berorientasi kepada tindakan preventif
(pencegahan). Maknanya psikologi komunitas berusaha untuk mencegah permasalahan
terjadi ke depan, dibandingkan menunggu permasalahan tersebut muncul dan
menjadi lebih serius. Psikologi komunitas lebih melihat kepada adanya indikasi
dari suatu keadaan sehingga bisa melakukan tindakan preventif, dan memiliki
prediktor apa yang akan terjadi ke depan dengan kondisi yang ada sekarang.
Dengan adanya prediktor inilah yang menjadikan Psikologi komunitas berbeda
dengan kesehatan masyarakat, dalam memandang kesehatan mental, institusi sosial,
dan mutu hidup secara umum. Psikologi komunitas harus memiliki orientasi riset
yang kuat, karena sangat tergantung kepada suatu dugaan yang mengarah kepada
permasalahan-permasalahan sosial yang akan muncul dengan kondisi yang ada.
Adapula konsep pemberdayaan dalam psikologi komunitas, dimana pemberdayaan adalah upaya mencegah terbentuknya perasaan
tak berdaya dan pasrah pada individu atau kelompok individu yang terkena suatu
dampak perubahan lingkungan yang merugikan.
2.6
Sinopsis
A.
Movie:
Harmony
Revised romanization: Hamoni
Hangul: 하모니
Director: Kang Dae-Kyu
Writer: Lee Seung Yeon, Yun Je-Gyun
Producer: Kim Nam-Su, Yun Je-Gyun, Jae-Won Jeong
Cinematographer: Kim Yeong-Ho
Release Date: January 28, 2010
Runtime: 115 min.
Genre: Drama
Distributor: CJ Entertainment
Language: Korean
Country: South Korea
Revised romanization: Hamoni
Hangul: 하모니
Director: Kang Dae-Kyu
Writer: Lee Seung Yeon, Yun Je-Gyun
Producer: Kim Nam-Su, Yun Je-Gyun, Jae-Won Jeong
Cinematographer: Kim Yeong-Ho
Release Date: January 28, 2010
Runtime: 115 min.
Genre: Drama
Distributor: CJ Entertainment
Language: Korean
Country: South Korea
Film
ini menceritakan tentang kehidupan para narapidana wanita di Lembaga
Permasyarakatan, Korea. Ada beragam kasus yang melatar belakangi para wanita di
sini yang menjadikan mereka seorang narapidana. Hong Jeong Hye masuk penjara
disaat hamil tua karena tidak sengaja membunuh suaminya, yang sering melakukan
kekerasan bahkan disaat Jeong Hye sedang hamil. Kim Moon-Ok wanita tua yang di
vonis eksekusi mati karena secara berencana membunuh suaminya dan
selingkuhannya yang tidak lain adalah murid les musiknya dengan menabrak mereka
dengan mobilnya. Ji Hwa-Ja wanita sedikit lebih tua dari Jeong Hye serta wanita
bertubuh subur Kang Yeun-Sil. Mereka di tempatkan dalam satu sel dan mereka
adalah pioneer penggerak di lingkungan narapidana ini di bantu oleh sipir Kong
Na-Yeong. Hubungan penghuni di sel ini penuh dengan kehangatan ditambah anak
Jeong Hye, Min Wo yang sangat lucu dan membawa kegembiraan tersendiri bagi
penghuni lapas terlebih sel ini. Namun, suasana kehangatan sel pun berubah
sebentar ketika napi baru yang masih muda ditempatkan di kamar mereka. Napi
tersebut bernama Kang Yu-Mi, seorang napi yang masih sangat muda, Yu Mi berada
disini karena tidak sengaja membunuh ayah tirinya yang berusaha melakukan
pelecehan seksual kepadanya, Yu Mi terlihat depresi. Yu Mi selalu menolak
bertemu dengan Ibu nya, mungkin karena dia marah kepada Ibunya atau dia merasa
bersalah kepada Ibunya. Awalnya
kehadiran Yu Mi dibenci oleh rekan-rekan sekamarnya karena Yu Mi tidak
menunjukkan rasa hormat kepada yang lain.
Pada suatu
hari, para narapidana terpesona melihat pertunjukan kelompok paduan suara yang
sengaja di undang oleh lapas untuk menghibur mereka semua. Jeong Hye lah yang
pertama kali mencetuskan ide untuk mengadakan kegiatan paduan suara bagi
anggota lapas. Awalnya idenya di tolak mentah-mentah oleh sipir Bang-Kwang Jal. Tapi Jeong Hye berusaha meyakinkan kepala komisaris
bahwa ini adalah reformasi bagi mereka, reformasi bagi kehidupan mereka yang
membosankan di dalam penjara dan usaha peningkatan kebahagiaan bagi diri mereka
dengan bernyanyi. Dia meminta sebuah permintaan jika ia berhasil membentuk
paduan suara, dan mengubah kehidupan para napi menjadi bahagia, Ia ingin satu
hari untuk keluar penjara bersama Min Wo anaknya, karena Min Wo yang berusia 1
tahun belum pernah sekali pun keluar dari lingkungan penjara. Akhirnya kepala komisaris memberikan kesempatan untuknya, jika selama 6 bulan
tidak ada perkembangan, maka kelompok yang akan dia bentuk harus dibubarkan.
Dengan
semangat Jeong Hye dibantu oleh sipir Kong menempelkan pengumuman dan audisi
kelompok paduan suara. Ditengah dia sedang membujuk sipir Kong untuk bermain
musik sekaligus menjadi pelatih mereka kelak, Jeong Hye mendapati Moon-Ok
(wanita tua) sedang bermain piano dengan sangat bagus dan menyentuh. Jeong Hye
langsung memohon kepada Moon-Ok untuk bermain musik, pelatih sekaligus juri
audisi paduan suara. Awalnya Moon-Ok menolak, karena bermain piano mengingatkan
dia pada wanita selingkuhan suaminya yang tidak lain adalah muridnya sendiri.
Akhirnya Moon-Ok menerima tawaran Jeong Hye ketika mereka sedang menjenguk Yu
Mi yang sedang terbaring di klinik setelah dia mematuki kepalanya sendiri ke
tembok. Jeong Hye berkata berilah kebahagiaan untuk jiwanya yang banyak terluka
melalui musik. Moon-Ok yang menganggap Yu Mi seperti anaknya sendiri akhirnya
menerima tawaran Jeong Hye.
Akhirnya
audisipun di mulai, Moon-Ok yang dulunya adalah proffesor musik dapat melihat
potensi bernyanyi di dalam diri para napi, sekalipun suara mereka banyak yang
sumbang termasuk Jeong Hye. Pada minggu pertama latihan Moon-Ok merasa frustasi
karena hal ini tidak semudah yang dia pikirkan, dia berharap mendapatkan orang
yang memiliki suara sopran agar bisa menguatkan kelompok paduan suara ini.
Sekali lagi Jeong Hye lah yang menemukan orang yang memiliki suara sopran ini,
dia mendapati Yu Mi sedang bernyanyi di sebuah sel kosong dengan suara tinggi
dan merdu serta menyayat hati. Dia meminta Moon-Ok agar bisa membujuk Yu Mi. Yu
Mi langsung menolaknya bahkan dengan kata-kata kasar. Moon-Ok langsung
menamparnya dan pergi meninggalkan Yu Mi sendirian. Keesokan harinya Yu Mi
ditemani sipir Kong datang menemui Moon-Ok yang sedang bermain piano di aula,
dia berniat untuk meminta maaf. Moon-Ok yang memiliki naluri keibuan sebenarnya
sudah memaafkan Yu Mi. Disini lah Moon-Ok menyadarkan Yu Mi, bahwa dia tidak
sendiri. Yu Mi pun meminta maaf kepada Moon-Ok atas ketidak sopanannya, Moon-Ok
pun mengajak Yu Mi bermain piano dan bercerita kepada Yu Mi tentang rasa
rindunya Ia kepada anak-anaknya. Melihat Yu Mi yang terlihat bersedih, Moon Ok
pun menasehati Yu Mi untuk tetap semangat hidup, kurang lebih seperti ini:
“Meskipun
itu sulit, cobalah untuk hidup dan beristirahat disisa hidupmu dengan senyuman.
Kita semua mengalami penderitaan, oleh karena itu kita harus saling
menguatkan.”
Yu Mi pun menangis dan mau bergabung
ke paduan suara napi, keesokan harinya Yu Mi memperdengarkan kemampuan vokalnya
di depan para napi yang lain, dan para napi pun terpukau oleh suara Yu Mi. Karena tidak ada satu pun dari napi yang pandai bermain piano selain Moon-Ok,
oleh karena itu Jeong Hye menunjuk sipir Kong menjadi pemain pianonya. Moon-Ok menjadi konduktor.
Sebelum akhirnya para napi menjadi kelompok yang solid,
mereka semua saling mendekatkan diri satu sama lain. Mereka yang emosinya
sangat mudah tersulut tidak jarang bertengkar bahkan sampai adu fisik karena
hal yang sangat sepele. Mereka membuat lingkaran di aula dan saling
memperkenalkan diri dari awal dan menceritakan latar belakang mereka mengapa
mereka semua berada di lapas.
Berkat bantuan Yu Mi, Jeong Hye yang memiliki suara
jelek perlahan-lahan menjadi bagus, dan hampir setara dengan kualitas vokalnya
Yu Mi. Sampai akhirnya waktu enam bulan pun selesai dan paduan suara napi
tampil dihadapan para sipir, commissioner dan pejabat penjara lainnya. Penampilan
mereka awalnya membuat sipir Bang, commisioner ragu, tapi ketika setelah mereka
bernyanyi, paduan suara napi itu mendapatkan apresiasi yang baik dari pada napi
yang lain dan dari pejabat penjara. Karena janji Jeong Hye berhasil, maka Jeong
Hye pun mendapat satu hari untuk dapat keluar penjara bersama Min Wo, namun
dihari itu juga hari dimana Min Wo akan diadopsi, oleh karena itu para teman
sekamar Jeong Hye sedih dan memastikan keputusan Jeong Hye itu. Namun apalah
dikata pengadopsian Min Wo harus tetap dilakukan karena Min Wo tidak dapat
tumbuh besar di penjara.
Empat tahun berlalu, paduan
suara napi mendapatkan undangan sebagai tamu untuk tampil di acara TV nasional
Korea tempatnya di Seoul Cultural Centre. Maka para anggota paduan suara napi pun
bahagia, dan sibuk menghubungi anggota keluarga mereka termasuk Hwa Ja dan Yeon
Sil, kecuali Jeong Hye, Moon-Ok, dan Yu Mi, yang tidak menghubungi keluarganya.
Namun karena kebaikan hatinya, sipir Kong diam-diam mengirimkan surat undangan
kepada keluarga mereka, pertama sipir kong mengirimkan surat undangan ke Ibu Yu
Mi yang datang menjenguk Yu Mi namun seperti biasa Yu Mi tidak mau melihat
Ibunya. Setelah itu sipir Kong mendatangi rumah anaknya Moon-Ok, dan terakhir
mendatangi keluarga baru Min Wo.
Hari yang ditunggu pun tiba, para napi bahagia karena
bisa melihat kembali dunia luar, dunia yang tidak dilihatnya bertahun-tahun,
mereka pun kaget melihat kota Seoul yang telah berubah dipenuhi gedung pencakar
langit. Paduan Suara
Napi pun naik ke panggung, disaat ini lah ekspresi para napi terlihat bahagia
dan terharu karena dapat melihat para keluarganya yang ada dibangku penonton,
begitu juga para keluarga napi terharu dan bangga bisa melihat orang yang
disayanginya ada diatas panggung.
Setelah mereka selesai pentas, panitia melakukan hal yang
spesial sebagai penghormatan bagi para napi tersebut, sekelompok anak datang
membawa lilin dari arah penonton menuju panggung sambil menyanyikan lagu natal
dan puji-pujian bersama para napi. Pada saat itulah anak yang memegang tangan
Jeong Hye adalah Min Wo anaknya sendiri, pertemuan yang sangat mengharukan.
Begitupun dengan para napi lainnya, setelah acara selesai mereka di beri
kesempatan untuk bertemu dengan keluarga masing-masing.
2.7 Relevansi
Film Terhadap Psikologi Komunitas
Film
Harmony yang menceritakan bagaimana kehidupan narapidana perempuan di Lapas
yang bisa bangkit sehingga mampu berprestasi ini memiliki relevansi dengan
Psikologi Komunitas. Dimana di dalam psikologi komunitas pendekatannya lebih
menekankan kepada efek dari dukungan sosial dan
tekanan sosial masyarakat serta tindakan preventif dan self-help.
Dalam film ini tergambarkan
bagaimana mereka memiliki tekanan sosial di masyarakat akibat mereka melakukan
tindak kejahatan sehingga mereka di masukan ke dalam lapas, kerinduan dan
kebosanan hidup di dalam lapas dengan kegiatan yang monoton, serta keadaan
emosi yang rentan tersulut sehingga adu fisik seringkali tidak dapat
dihindarkan antar napi. Namun, psikologi komunitas disini berperan, jika
melihat dari definisi Psikologi Komunitas menurut Zax & Specter psikologi
komunitas adalah sebuah pendekatan kesehatan mental yang menekankan peran dari
tekanan lingkungan dalam membentuk dan mengurangi masalah.
Di Film ini terdapat scene bagaimana usaha sipir Kong dan
Moon-Ok untuk saling mendekatkan dan menyadarkan para napi
bahwa mereka tidak sendiri dan harus saling menguatkan. Sebelum akhirnya mereka jadi
kelompok yang solid, emosi mereka mudah tersulut sehingga adu fisik seringkali
tidak dapat dihindarkan. Usaha yang dilakukan sipir Kong dan Moon-Ok adalah
dengan mengumpulkan mereka di aula dan membentuk lingkaran, di sana mereka
memperkenalkan diri masing-masing dan menceritakan latar belakang mereka bisa
sampai di tempat itu. Akhirnya para narapidana dapat sedikit memahami perasaan
masing-masing dan ada yang tersenyum malu karena merasa sedikit bersalah
mengenai tindakan kasar yang pernah mereka lakukan terhadap satu sama lain. Hal
ini sesuai dengan konsep preventif, artinya psikologi komunitas berusaha
untuk mencegah terjadi permasalahan ke depannya, dibandingkan menunggu
permasalahan tersebut muncul dan menjadi lebih serius. Psikologi komunitas
lebih melihat kepada adanya indikasi dari suatu keadaan sehingga bisa melakukan
tindakan preventif, dan memiliki prediktor apa yang akan terjadi ke depan
dengan kondisi yang ada sekarang. Pada secene ini yang terlihat adalah konsep secondary prevention pada Psikologi
Komunitas dimana melakukan konseling kelompok terhadap masalah yang
sudah ada dengan tujuan meringankan gangguan agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diharapkan.
Konsep
preventif yang terkait dengan film ini pun dapat dilihat melalui cerita
bagaimana, menyadarkan bahwa mereka masih memiliki kehidupan masa depan yang
akan mereka jalani dan itu harus mereka jalani dengan lebih baik. Ada satu
kalimat Moon-Ok yang mengatkan, “Meskipun
itu sulit, cobalah untuk hidup dan beristirahat disisa hidupmu dengan senyuman.
Kita semua mengalami penderitaan, oleh karena itu kita harus saling
menguatkan.”Hal ini mengharuskan mereka melakukan kegiatan preventif agar
perilaku mereka tidak jatuh kedalam jurang depresi dan perilaku di masa lalu
tidak terjadi lagi. Tindakan preventif
yang mereka lakukan itu salah satunya dengan membentuk sebuah kelompok
paduan suara. Kegiatan positif ini pun yang akan membuat kondisi psikologis
para napi tersebut lebih baik, mereka yang tadinya mengalami depresi, stress,
dan frustasi seolah-olah menemukan kebahagiaannya kembali, dengan bernyanyi
mereka melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama-sama dan mereka menyadari
bahwa mereka masih memiliki kemampuan yang dapat mereka banggakan dan
tingkatkan, bahwa masih banyak orang-orang yang mendukung mereka seperti rekan
sesama napi, sipir, pejabat lapas dan tentu keluarga mereka.
Konsep
pemberdayaan lah yang paling menonjol dalam film ini, dimana pemberdayaan dalam
psikologi komunitas adalah upaya mencegah terbentuknya
perasaan tak berdaya dan pasrah pada individu atau kelompok individu yang
terkena suatu dampak perubahan lingkungan yang merugikan. Dalam film
ini diceritakan mereka berada disana dari latar belakang keluarga yang berbeda,
dengan permasalahan-permasalahan yang berbeda, dengan watak dan sifat yang
berbeda pula, keberagaman mereka dapat disatukan dan dapat menghasilkan suatu
karya atau kelompok paduan suara yang indah dan dinamis, bagaimana Jeong Hye
berusaha melakukan sesuatu untuk peningkatan kebahagiaan bagi para napi melalui
bernyanyi, dimulai dari pengumpulan para napi yang berminat untuk membentuk
kelompok paduan suara, Moon-Ok yang melihat potensi vokal mereka dan
memberdayakaannya sampai akhirnya 4 tahun kelompok mereka berdiri, mereka mendapatkan
undangan sebagai tamu untuk tampil di acara TV nasional Korea tempatnya di
Seoul Cultural Centre.
Dalam psikologi komunitas juga tidak
terfokus kepada penyakit atau kelemahan dalam individu, melainkan berusaha
menggali atau menemukan potensi-potensi apa yang mereka (kelompok) miliki.
Psikologi komunitas memandang bahwa seseorang memiliki kompetensi dan kekuatan.
Bila lingkungan diubah dan orang-orang di dalamnya diberi kesempatan maka
kompetensi dan kekuatan akan terlihat. Kompetensi dan kekuatan yang dimiliki
dalam kelompok tersebutlah yang diberdayakan sehingga tidak hanya mengurangi
distres psikologis namun juga dapat meningkatkan perasaan berharga dalam diri
individu karena efek pemberdayaan kelompok. Seperti halnya dalam film ini,
ternyata didapati seorang yang pandai bermain piano, bersuara sopran, bahkan
orang-orang yang tadinya tidak begitu pandai bernyanyi pun dengan dibantu oleh
salah seorang napi akhirnya menjadi pandai bernyanyi dan bersuara merdu, dan
dilirik oleh masyarakat yang lebih luas lagi sehingga mereka merasa berharga,
bahagia dan bangga, begitupun keluarga yang menyaksikan mereka yang sebelumnya
acuh menjadi bangga kepada mereka. Hal ini menunjukkan bahwa peran psikologi
komunitas sangat berpengaruh di dalam film ini.
Dalam film ini semua orang yang berkepentingan atau semua yang berada di
lingkungan tersebut berkontribusi melakukan intervensi, tidak hanya para
narapidana itu sendiri, tetapi didukung oleh para sipir dan pejabat penjara
lainnya agar intervensi berjalan dengan lancar. Metode yang sangat menonjol
dalam film ini adalah bagaimana social support atau dukungan sosial sangat
membantu mereka melakukan perubahan lingkungan yang berefek pada masing-masing
individu dengan lebih baik. Mereka saling menguatkan satu sama lain, ketika
yang satu terjatuh, yang lain membantu mengembalikannya senyumnya.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi komunitas adalah sebuah
pendekatan kesehatan mental yang menekankan peran dari tekanan lingkungan dalam
membentuk dan mengurangi masalah. Dimana di dalam
psikologi komunitas pendekatannya lebih menekankan kepada efek dari dukungan sosial dan tekanan sosial masyarakat serta tindakan
preventif dan self-help.
Konsep yang
menonjol pada film ini adalah konsep preventif dan pemberdayaan. Konsep preventif artinya
psikologi komunitas berusaha untuk mencegah terjadi permasalahan ke depannya,
dibandingkan menunggu permasalahan tersebut muncul dan menjadi lebih serius.
Psikologi komunitas lebih melihat kepada adanya indikasi dari suatu keadaan
sehingga bisa melakukan tindakan preventif, dan memiliki prediktor apa yang
akan terjadi ke depan dengan kondisi yang ada sekarang. Pada secene ini yang
terlihat adalah konsep secondary prevention
pada Psikologi Komunitas dimana
melakukan konseling kelompok terhadap masalah yang sudah ada dengan tujuan
meringankan gangguan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Pemberdayaan
dalam psikologi komunitas adalah upaya
mencegah terbentuknya perasaan tak berdaya dan pasrah pada individu atau
kelompok individu yang terkena suatu dampak perubahan lingkungan yang merugikan. Dengan berusaha
menggali atau menemukan potensi-potensi apa yang mereka (kelompok) miliki.
Psikologi komunitas memandang bahwa seseorang memiliki kompetensi dan kekuatan.
Bila lingkungan diubah dan orang-orang di dalamnya diberi kesempatan maka
kompetensi dan kekuatan akan terlihat. Kompetensi dan kekuatan yang dimiliki
dalam kelompok tersebutlah yang diberdayakan sehingga tidak hanya mengurangi
distres psikologis namun juga dapat meningkatkan perasaan berharga dalam diri
individu karena efek pemberdayaan kelompok.
DAFTAR
PUSTAKA
Dede.
(2008). Pengertian Psikologi Komunitas.
Retrieved from http://ranums.blog.com/2008/09/06/pengertian-psikologi-komunitas/