Makalah Psikologi http://kumpulanmakalah-kedokteran-psikologi.blogspot.com/
Dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji dan syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas Cinta, Berkat dan anugrah-Nya yang
tidak terbatas, tugas ini dapat selesai tepat pada waktunya. Selanjutnya, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besasrnya
kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah membantu proses rampungnya
makalah ini. Dan semoga catatan kecil ini mampu menambah wawasan dan manfaat
bagi kita semua. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tes Proyeksi
Dalam tulisan pertamanya, Dr. Leopold Bellak melacak
sejarah perkembangan konsep proyeksi yang sekarang ini sudah melebar dan longgar
digunakan. Atas dasra pengujian secara eksperimental maupun deskripsi klinis
yang dikemukakan oleh Freud mengenai proyeksi, Bellakmenyatakan perlunya
menetapkan dan mengkaji kembali proses-proses perceptual yang terlibat di dalam
metode proyektif. Bellak mengemukakan konsep atau istilah apersepsi dan
distorsi aperseptif dan teori belajar Gesalt tentunya memerlukan eksperimen dan
eksplorasi lebih jauh.
Formulasi yang dilakukan oleh Bellak ini menolong
dalam memecahakan beberapa probem yang dihadapi pari klinisi yang menggunakan
metode-metode proyektif. Terbentuklah suatu jembatan yang menghubungkan
psikologi nonalitik dengan psikologi analiyik yang selama ini dipisahkan.
Perkembangan
psikologi proyektif banyak didasarkan sebagai protes terhadap teori atau aliran
lama yang kebanyakan bersifat structuralism, behaviorism, yang kebanyakan
memandang individu bukan suatu whole tetapi sebagai suatu kumpulan dari
berbagai aspek.
Aspek psikologis manusia yang tidak disadari
sulit diungkap dalam kondisi wajar (sukar diungkap melalui self report,
inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan instrument khusus
yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia --- teknik proyektif
ini kemungkinan subjek mau merespon, walaupun teknik proyektif mempunyai arti
interpretatif Teknik ini pendekatannya menyeluruh (global approach).
Ada
beberapa alasan mengapa kepribadian testi tidak diungkap atau ditanyakan secara
langsung kepada testi, seperti pada personality inventories:
- Tidak semua orang dapat mengkomunikasikan dengan jelas ide-ide dan sikap-sikap yang ada dalam kesadarannya.
- Umumnya lebih mudah menghindari mengatakan hal-hal tersebut walaupun tidak dengan maksud menyembunyikannya atau menipu.
- Banyak hal yang tidak disadari oleh seseorang, yang tentu saja ia tidak mampu untuk mengemukakannya.
BAB II
PEMBAHASAN
TEORI
Pengertian Proyeksi
Tes ini berawal
dari lingkungan klinis dan tetap merupakan alat yang penting bagi ahli klinis.
Sejumlah metode berkembang dari prosedur terapeutis yang digunakan pada pasien
psikiatris. Dalam kerangka teoritis, kebanyakan teknik proyektif mencerminkan
pengaruh konsep psikoanalitik yang tradisional dan modern. Ada berbagai upaya
yang terpisah yang meletakkan dasar bagi teknik proyektif dalam teori stimulus
respon dan dalam teori perceptual tentang kepribadian. Asumsi dasarnya adalah
apabila subjek atau individu dihadapkan pada hal-hal yang ambiguitas maka
subjek akan memproyeksikan personalitinya melalui jawaban-jawaban terhadap
stimulus itu. Syarat-syarat untuk proyeksi antara lain diperlukan screen dan layar. Screen adalah sebuah alat tes untuk
memproyeksikan gambar dan stimulus
Tes proyeksi
adalah pengungkapan aspek psiklogis manusia dengan menggunakan alat proyeksi.
Tes ini berdasar pada eksternalisasi aspek-aspek psikis terutama aspek-aspek
ketidaksadaran ke dalam suatu stimulasi/rangsang yang kurang atau tidak
berstruktur yang sifatnya ambigious agar dapat memancing berbagai alternatif
jawaban tanpa dibatasi oleh apapun.
Pelopor tes
proyeksi adalah Freud (1984) dengan teori psikodinamikanya, dan kemudian
dikembangkan oleh Herman Rorschach (1921) dengan tes Rorschach dan Murray
(1935) dengan tes TAT (Thematic Apperception Test) untuk mengungkap aspek-aspek
kepribadian manusia.
Tes proyeksi memberikan stimuli yang artinya tidak segera jelas;
yaitu beberapa hal yang berarti dia mendorong pasien untuk memproyeksikan
kebutuhannya sendiri kedalam situasi tes. Tes proyeksi kemungkinan tidak
mempunyai jawaban benar atau salah, orang yang diuji harus memberikan arti
terhadap stimulus sesuai dengan kebutuhan dalamnya, kemampuan dan
pertahanannya.
Oleh karena tes proyektif menuntut kesimpulan yang luas atau
kualitatif (tend
to subjective). Kecenderungan untuk subjektif ini dapat diatasi
dengan pengetahuan, pengalaman yang besar terhadap tes. Validitas dan
reliabilitas tes rendah, karena dalam memberikan kesimpulan sangat luas.
Pengertian proyeksi tidaklah dapat didefinisikan
secara pasti. Munculnya konsep-konsep yang ingin menerangkan pengertian
proyeksi diwarnai dengan problem-problem mengenai konsep proyeksi itu sendiri.
Proyeksi adalah suatu istilah yang
sekarang digunakan dalam psikologi klinis, psikologi dinamik dan psikologi
sosial.
Psikologi proyeksi merupakan dasar dari berbagai
macam bentuk proteksi termasuk tes-tes proyektif yang bersifat verbal maupun
non verbal. Istilah proyeksi pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud pada
awal-awal tahun 1894 dalam tulisannya “The Anxiety Neurosis” yang mengatakan
bahwa “Jiwa manusia memiliki potensi untuk mengembangkan kecemasan yang
neurotis disaat dirinya merasa tidak mampu mengatasi rangsangan atau
gairah-gairah seksual. Hal itu diartikan bahwa jiwa bertindak seolah-olah telah memproyeksikan gairah-gairah ini ke dalam
dunia luar.
Pada tahun 1896 dalam tulisan “On The Defense
Neuropsychosis” Freud menyampaikan elaborasi lebih jauh mengenai konsep
proyeksi. Secara eksplisit Freud mengatakan bahwa proyeksi merupakan proses
pelampiasan keluar dorongan-dorongan, perasaan-perasaan dan sentimen-sentimen
yang ada pada diri individu ke orang lain atau dunia luar sebagai proses yang
sifatnya defensif dan individu tidak menyadari fenomena yang terjadi pada
dirinya.
Freud memberi contoh elaborasi tersebut melalui
kasus Schreber (penderita paranoid yang memiliki kecenderungan homoseksual). Karena ada
tekanan dari super ego yang tidak memperbolah kan pria mencintai sejenisnya
terjadi reaksi formasi dalam membentuk menransfer suatu sikap “I Love him”
menjadi “I hate him” (proyeksi benci yang sebenarnya cinta). “I hate him” masih
ada kelanjutannya menjadi “He hates him”.
Konsep proyeksi Freud ini serupa dengan konsep
kompensasi dari Alder (prissip inferioritas dan kompensasi). Sejak lahir
manusia memiliki kelemahan, namun manusia tidak putus asa dengan cara melakukan
kompensasi untuk menutupi kelemahan-kelemahannya. Bentuk kompensasi Alder ini
sama dengan proyeksi.
Healy,
Bronner, dan Brouer menyatakan bahwa proyeksi merupakan proses defensive
dibawah kekuasan prinsip kenikmatan. Ego akan selalu melampiaskan dorongan-dorongan
dan keinginan-keinginan yang tidak disadari ke dunia
Pada dasarnya memang tidak banyak ahli yang
memberikan pengertian atau definisi mengenai proyeksi. Oleh karena itu
pengertiannya pun menjadi terbatas. Freud sebagai ahli pertama yang memberikan
pengertian konsep proyeksi lebih memfokuskan dibidang klinis karena sesuai
dengan asal usulnya freud memang banyak menemukan gejala perilaku proyeksi dari
kasus-kasus klinis yaitu psikosa dan neurosa. Pada akhirnya konsep proyeksi
menjadi paling banyak dipakai dibidang klinis.
TEORI
Menurut Murray, dalam tes proyeksi
bila subyek dihadapkan pada materi/ stimulus yang sifatnya ambigouos, kemudian
subyek diminta untuk memeberi respon terhadap stimulus tersebut, subyek akan
memberi respon dengan cara memproyeksikan dorongan – dorongan yang ada pada
dirinya dalam perbuatan yang biasanya melalui koreksi / kerjasama dengan
tuntutan – tuntutan yang bersifat eksternal. Dan menurut Murray reaksi individu
terhadap stimulus ambigouos tersebut merupakan kerjasama / interaksi antara need dan press yang disebut thema
PERNYATAAN FREUD
Awal
kemunculannya, proyeksi selalu dikaitkan dengan psikosis dan neurosis, ternyata
proyeksi bisa diterapkan pada bentuk-bentuk perilaku lain yang lebih luas
missal:
- Kepercayaan-kepercayaan tertentu di masyarakat, contoh : jangan duduk di atas bantal è sebenarnya karna bantal fungsinya untuk kepala, bukan untuk pantat.
- Berbagai macam bentuk kesenian. Contoh : music dan tarian jawa yang tidak rancak dan lemah gemulai è cerminan dari budaya jawa.
- Hal-hal yang bersifat religious. Contoh : asap hio agama konghucu yang membumbung keatas è agar permohonan segera sampai kepada Tuhan.
CIRI-CIRI TES PROYEKSI
- Adanya Stimulusnya tidak terstruktur ; memungkinkan yang subyek mempunyai alternative pilihan jawaban yang banyak.
- Subjek yang mengerjakan tes tidak begitu sadar akan tujuan stimulus yang diberikan serta apa implikasinya.
- Tugas pemeriksa adalah melakukan analisi dan interpretasi holistic-geografis.
- Adanya Stimulus samar-samar/ ambigu; memungkinkan subyek merespon stimulus tersebut sesuai interpretasinya masing-masing.Stimulusnya kurang mempunyai obyektifitas relative ; memunculkan individu diferensis dari masing-masing subyek
- Global Approach ; menurut kesimpulan yang luas.
Macam-Macam
Tes Proyeksi
Macam-macam tes proyeksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Associative Techniques
Subjek menjawab
stimulus dengan perkataan, image, atau ide-ide yang pertama kali muncul. Ex :
Rorschach Inkblots, Word Association
- Construction Procedures
Subjek
mengkonstruk atau membuat suatu produk (cerita). Dan dari cerita itulah keadaan
psikologis klien diungkap. Ex : TAT, MAPS (Make a picture story)
- Completion Tasks
Melengkapi
kalimat atau cerita yang sudah ada disedikana sebelumnya. Ex : SSCT, Rosenzweig
Picture-Frustation Study
- Choice Or Ordering Devices
Mengatur
kembali gambar, mencatat referensi atau semacamnya. Ex : Szondi Test, Tomkins-Horn
Picture Arrangement Test
- Expressive Methods
Gambar, cara /
metode dalam menyelesaikan sesuatu dievaluasi. Ex : BAUM, HTP, DAP
Teori yang Melandasi Tes nonkognitif
Perkembangan
psikologi proyektif didasarkan sebagai protes terhadap teori structuralism,
behaviorism, yang kebanyakan memandang individu sebagai suatu kumpulan dari
berbagai aspek. Aspek psikologis manusia
yang tidak disadari sulit diungkap melalui self report, inventory. Dalam
pendekatan proyektif diperlukan instrument khusus yang dapat mengungkap
aspek-aspek ketidaksadaran). Gaya kognitif :
cara yang khas dan dipilih seseorang dalam memahami, mengingat, memikirkan dan
memecahkan masalah Gaya kognitif: kemampuan kepribadian yang terwujud
dalam aktivitas dan media Misal : Figur Gottschald
Psikoanalisis
Dalam teori ini
inti dari kepribadian adalah ego. Menurut sigmun freud, ego harus
menghadapi konflik antara id (naluri agresif yang selalu minta
disalurkan), dan superego (larangan/ norma yang menghambat naluri itu). Menurut
.C.G Jung ego harus mengelola dorongan-dorongan yang datang dari
ketidaksadaran kolektif (naluri yang di peroleh dari pengalaman masa lalu) dan ketidaksadaran pribadi yang berisi
pengalaman pribadi.
Menurut
ericson manusia adalah makhluk rasional dimana perasaan, pikiran dan
perilakunya di pengaruhi oleh ego. Jadi ego merupakan unsur utama dari kepribadian
yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor sosial.
Perbedaan tes proyeksi dan tes nonproyeksi
Berdasarkan aspek mental dan
psikologis yang di ungkap, secara garis besar, tes psikologi dibagi menjaadi
dua jenis yaitu, integensi dan kepribadian, dalam tes kepribadian, di kenal dua
jenis tes yaitu, tes proyeksi dan tes non proyeksi.
a.
Tes Proyeksi
Tes proyeksi adalah tes yang disusun atas
dasar penggunaan mekanisme proyeksi. Penugasan terhadap perilaku tes (testee)
adalah proyeksi yang bersifat tak berstruktur yang memungkinkan aneka ragam
jawaban sehingga kehidupan awal seseorang bias bergerak sebebas mungkin
Yang
melatarbelakngi teknik ini adalah teori psikoanalisis freud. Pendekatan
psikoanalisis yakin bahwa hal yang terpenting dalam aspek kepribadian adalah
hal justru hal yang tidak disadarai dan sulit di buka melalui self report.
Menurut lindzey, proyeksi memiliki 2
pengertian:
a)
Classic projection (freud)
Proyeksi dilihat sebagai suatu mekanisme pertahanan (defence mechanism)
dan merupakan suatu kondisi patologis.
b)
Generalized projection
Suatu proses yang normal yang terjadi pada manusia.
Teknik-teknik
dalam penyajian tes proyeksi ada bermacam-macam cara:
- Stimulus tidak berstruktur --- Stimulus yang diberikan (tes) tidak terstruktur seperti tes intelegensi.
- Proses proyeksi --- pengungkapan keadaan psikologi klien dengan memproyeksikannya dalam bentuk reaksi terhadap tes yang disajikan.
- Administrasi longgar --- Administrasi tes proyeksi biasanya tidak ada aturan baku, tergantung dengan kebutuhan klien dengan catatan tidak mempengaruhi hasil tes.
- Testee oriented --- tes ini berorientasi pada testee
- Unsur subjektifitas dalam interpretasi --- Dalam menginterpretasikan tes ini, unsure subjektivitas psikolog sangat berpengaruh.
- Menyentuh bawah sadar --- tes proyeksi membantu mengungkapkan keadaan bawah sadar manusia.
FUNGSI TES
PROYEKSI
Tes proyeksi berfungsi untuk mengungkap keadaan psikologi bawah sadar manusia yang selama ini di repres kealam bawah sadar. Melalui tes proyeksi ini diharapkan dinamika psikologis itu dapat dikeluarkan melalui alat bantu tes-tes proyeksi.
Sebagai sebuh tes, tes proyeksi mempunyai kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan dengan tes-tes psikologi yang lain.
Tes non Proyeksi
tes
non proyeksi adalah tes kepribadian yang disusun dengan tidak mempertimbangkan
adanya proyeksi
Beberapa jenis tes non proyeksi adalah
- Tes Kepribadian (ARES) Yaitu tes kepribadian untuk mengungkap aspek kepercayaan diri, tanggung jawab, kestabilan emosi, dan hubungan sosial.
- Tes L & TW (Leadership dan Team Work) Tes L & TW digunakan untuk mengungkap aspek sikap, kepemimpinan, dan kerjasama.
- Tes Wiggly Block Tes kepribadin yang berbentuk potongan balok, untuk mengungkap aspek reaksi kerja, sistematika kerja, ketenangan kerja, kecepatan kerja dan hasil kerja. .
- Tes Kraeplin Tes kraepelin merupakan tes yang sering digunakan dalam rekruitment karyawan. Bagi anda yang pernah mengikuti tes kerja, tentunya anda pernah melakukannya. Dimana anda disuguhi lembaran kertas yang penuh berisi angka-angka dan anda diminta menjumlahkan angka diatas atau dibawahnya yang berdekatan dalam satu kolom dan menulis hasilnya di antara angka tersebut, kemudian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tester atau penguji akan meminta anda melanjutkan ke kolom selanjutnya sampai waktu tes berakhir. Sebelum membahas lebih jauh, baiknya kita mengetahui contoh dan sejarah alat tes psikologi tersebut
- EPPS ( edward Personal Preference Schedule)
Tes EPPS Tes EPPS diciptakan oleh Allen L. Edwards pada tahun 1953.
Tes Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) adalah tes kepribadian yang
mengukur tingkat individu dalam 15 kebutuhan dan motivasi umum. Dalam tes EPPS
ini tak ada jawaban yang benar dan jawaban yang salah. Namun hanya merupakan
tes yang mengetahui tipe-tipe motivasi, kebutuhan dan kesukaan pribadi. Dalam
dunia kerja tes EPPS ini dipergunakan untuk mengetahui karakter masing-masing
karyawan ataupun calon karyawan sehingga perusahaan dapat menempatkannya pada
bidang yang tepat sehingga kelebihan dan kemampuannya dapat dioptimalkan
Merupakan tes kepribadian dalam
menyelesaikan tugas dengan aspek menerima, mempegaruhi, serta menimbang dan
memutuskan hingga memperlakukannya terhadap tugas dan hubungan personal. Dalam
alat tes psikology ini terdapat berbaga aspek need yang di ungkap, diantaranya:
-
Kemampuan untuk berprestasi
-
Kemampuan menyesuaikan diri
-
Kemampuan menunaikan tugas
-
Kebutuhan untuk menunjukkan diri
-
Kebutuhan untuk mandiri
-
Kebutuhan untuk berempati
-
Kebutuhan perhatian terhadap sesama
-
Kebutuhan akan hubungan social
-
Keinginan untuk memimpin
-
Keinginan untuk kompromi
-
Kebutuhan memberikan perhatian
-
Kebutuhan akan stimulasi dari luar
-
Kemampuan menghadapi berbagai rintangan
-
Kebutuhan memberikan perhatian dari lawan
jenis
-
Kebutuhan
untuk bertentangan dengan orang lain.
Pada
dasarnya tes ini di kelompokkan menjadi tiga aspek yaitu, sikap kerja, aspek
sosial, aspek emosi.
6. MMPI
(Minessota Multiphasic Personality Inventory)
Merupakan serangkaian tes yang terdiri dari
kira-kira 550 pertanyaan tentang
·
Sikap
·
Reaksi emosional
·
Gejala fisik dan psikologis
·
Pengalaman
masa lalu
Pada tes ini
subjek menjawab dengan:
·
Benar
·
Salah
·
Tidak
dapat mengaatkan
Pada
prinsipnya, jawaban nilai menurut kesesuaian jawaban yang di berikan oleh
orang-orang yang memiliki berbagai masalah psikology.
7.
16 PF
Merupakan tes kepribadian yang dikembangkan
oleh raymond B. Cattel untuk mengungkap 16 faktor kepribadian seseorang
8.
CAQ (Clinical Analysis Questioners)
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TES PROYEKTIF
kelebihan
- Dapat mengungkap hal-hal di bawah sadar untuk keperluan klinis
- Dapat menurunkan ketegangan
- Bersifat ekonomis
- Rapport dan keleluasaan penggunaan
Dapat berfungsi
sebagai ice breaker karena tugas-tugasnya menarik dan tidak membosankan bahkan
seringkali menghibur ; teknik proyektif non verbal bisa di gunakan untuk
anak-anak, individu buta huruf dan individu dengan gangguan bicara.
- Faking
Umumnya bisa
menghindarkan kecenderungan faking karena tujuan tes seringkali kabur dan sulit
di tebak.
- Variable tester dan situasi
Teknik
proyektif lemah dalam standarisasi, administrasi maupun skoringnya, sehingga
variable tester dan situasi tes menjadi sangat penting.
- Norma
Tidak ada norma
standart sehingga seringkali tester menggunakan pengalaman subyektifnya dalam
menginterpretasikan sehingga menjadi bias.
- Reliabilitas
Teknik
proyektif mempunyai prosedur scoring yang kurang terstandarisasi sehingga
reliabilitas skorer/penilai menjadi sangat penting dengan cara membandingkan
konsistensi respon dari subyek.
- Validitas
Teknik
proyektif lemah dalam hal validitas tapi dapat di atasi dengan mengguanakan alat ukur lain yang
mengungkapkan hal yang sama.
Kekurangan
- Validitas dan reliabilitasnya rendah
- Tester harus memiliki keterampilan yang khusus untuk dapat menggunakan tes ini dalam kaitannya dengan ketepatan melakukan diagnose
- interpretasinya bisa subyektif
- butuh license untuk menginterpretasinya (psikolog)
- interpretasinya susah, administrasinya juga lumayan karena harus observasi dan denger klien juga.
- Ujiian ini hanya diadministrasi oleh seorang psikolog yang berpengalaman dalam menggunakan alat itu dan ahli dalam menafsirkannya
- dari ujian ini pada objek yang sama dapat disimpulkan berbeda oleh pengamat yang berbeda
Klasifikasi Tes
1.
Menurut L. K. Frank
- Teknik konstitutif (menyusun) : materi belum terstruktur, subyek diminta untuk memberi struktur. Contoh tes wartegg, tes ro, tes finger print.
- Teknik konstruktif (membentuk) : materi belum berbentuk subyek diminta untu membentuk, dari pada teknik konstruktif materinya lebih mentah dan lebih free exspression untuk subyek. Contoh tes mozaik.
- Teknik interpretative (menginterpretasi) : subyek diminta menginterpretasikan materi. Contoh TAT, CAT, SSCT.
- Teknik katarti : fungsinya saat subyek merespon terjadi pengurangan-penerangan hambatan-hambatan psikis. Contoh tes mozaik.
- Teknik refraktif/ekspresif : subyek diminta mengekspresikan need, sentiment, dan lain-lain yang ada pada dirinya. Contoh tes grafis, tes bender gestalt, grafologi.
2 Menurut
Lindzey
Dasar pengklasifikasian Lindzey adalah tipe
jawaban subjek yaitu:
1. Teknik
Asosiasi
Subjek
diberikan materi kemudian diminta untuk merespon dengan cara mengeluarkan atau
menyampaikan apa yang pertama kali muncul dalam pikirannya atas stimulus
tersebut.
Contoh: Tes Rorschach, SSCT
Subjek diminta untuk menyusun materi yang
belum terbentuk menjadi suatu cerita/gambar. Fokusnya adalah pada hasil subjek.
Contoh: TAT, CAT, sub tes mengatur
gambar (dalam WAIS)
Contoh study of value, survey interpersonal value, tes-tes untuk mengukur tingkat kebutuhan berprestasi, tes-tes unutk mengukur kreatifitas.
fokusnya adalah pada cara subjek menyelesaikan materi, hamper mirip dengan teknik konstruksi, tapi materi yang harus dibentuk sifatnya lebih mentahcontoh: finger printing test, project therapy, achievement motivation training (AMT)
Bab III
PENUTUP
KESIMPULAN
· Psikologi proyeksi merupakan dasar dari berbagai
macam bentuk proteksi termasuk tes-tes proyektif yang bersifat verbal maupun
non verbal.
- Pada dasarnya memang tidak banyak ahli yang memberikan pengertian atau definisi mengenai proyeksi. Oleh karena itu pengertiannya pun menjadi terbatas. Freud sebagai ahli pertama yang memberikan pengertian konsep proyeksi lebih memfokuskan dibidang klinis karena sesuai dengan asal usulnya freud memang banyak menemukan gejala perilaku proyeksi dari kasus-kasus klinis yaitu psikosa dan neurosa. Pada akhirnya konsep proyeksi menjadi paling banyak dipakai dibidang klinis.
- Macam-macam tes proyeksi dapat diklasifikasikan adalah Associative Techniques, Construction Procedures, Completion Tasks, Choice Or Ordering Devices , Expressive Methods.
·
teori yang
melandasi tes nonkognitif : psikoanalisa dan behavioristik
- Kelebihan Tes Proyektif Kelebihan Atribut psikologis dalam tes dapat dideskripsikan dengan jelas dan tepat
- Kekurangan Tes Proyektif Validitas dan reliabilitasnya rendah
Daftar Pustaka
- Kamiyati,diah & suryaningrum,cahyaning. Pengantar psikologi proyektif . Bandung : UMM Press
- Markam, S.S. Pengantar Psikodiagnostik. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
- Anastasi, A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi Ketujuh (Terjemahan). Jakarta : PT Indeks.