الخميس، 28 يوليو 2016

PENGARUH KEPRIBADIAN TERHADAP KESUKSESAN KARIER

BAB I
PENDAHULUAN


A.Latar Belakang
Setiap orang  pasti ingin mendapatkan karier yang sesuai dengan kepribadian. Walaupun kedengarannya sulit, namun sangat mungkin terjadi bila seseorang itu mau menyediakan waktu lebih untuk mencari tahu yang satu ini. Ingat, ada ratusan bahkan ribuan karier yang bisa dipilih. Dan paling tidak  bisa menemuka satu saja yang paling cocok dengan kepribadian yang di miliki. Dan dalam banyak kasus, sepertinya tidak ditemukan banyak masalah dalam proses ini..
Setelah mengetahui kepribadian maka langkah selanjutnya adalah memilih karier.  Contohnya, ada seorang yang introvert, tapi memiliki kreativitas yang tinggi, maka pekerjaan sebagai penulis atau seniman adalah pilihan yang cocok. Sebaliknya, jika ada  seorang yang outgoing, maka karier di bidang sales atau marketing adalah pilihan yang tepat. Atau karier lainnya yang memungkinkan untuk banyak berbicara dan bertemu dengan banyak orang adalah alternatif yang sangat baik.
Menemukan karier yang cocok dengan kepribadian tidaklah semudah yang di pikirkan. Tapi, sekali  mengetahui seperti apa tipe kepribadian yang di miliki, maka seseorang bisa dengan mudah untuk mencari dan memilih karier yang tepat. Untuk lebih jelasnya akan di jelaskan dalam bab pembahasan.

B.Rumusan Masalah
1.Apa definisi dari kepribadian ?
2.Apa hakekat karier?
3.Sejauh mana pengaruh kepribadian terhadap kesuksesan karier?

C.Tujuan Penulisan
1.Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah psikologi kepribadian.
2.Untuk menambah wawasan Mahasiswa mengenai kepribadian dan karier.
3.Agar Mahasiswa kedepan dapat memilih karir yang sesuai dengan kepribadian yang di miliki.
     
 
BAB II
PEMBAHASAN

A.Konsep Teori Kepribadian
Kepribadian merupakan hasil dari salah satu pemikiran atau kajian dari psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran kajian (hasil praktik kasua) para ahli.

1.Definisi Kepribadian
Adalah terjemahan dari bahsaa inggris Personality dimana kata tersebut berasal dari bahasa latin yakni Persona yang berarti topeng yang diunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Disini para aktor/individu menyembunyikan kepribadiannya yang asli dan menampilkan pribadinya yang sesuai dengan topengnya.

2.Pola kepribadian
a)Self concept
Self concept disini dapat diartikan sebagai :
•Persepsi (keyakinan individu  tentang dirinya)
•Kualitas pensifatan individu  tentang dirinya)
•Suatu sistem pemaknaan individu dan pandangan individu  tentang dirinya)
b)Traits (sifat atau karakterisitik)
Adalah aspek atau dimensi kepribadian yang terkait dengan karakteristik respon atau reaksi individu yang konsisiten (ajeg) dalam rangka menyesuaikan dirinya secara khas, dan diartikan juga seagai kecendruangan individu untuk mereaksi stimulus dari lingkungan.

3. Faktor perkembangan kepribadian
Secara garis besar ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kepriadian, yaitu faktor hereditas (genetika) dan faktor lingkungan (invironment).

a) faktor hereditas (genetika)
sebuah faktor bawaan individu yang berasal dari efect keturunan dimana faktor tersebut tidak berdampak secara langsung, karena yang dipengaruhi oleh gen secara langsung adalah :
• Kualitas sistem syaraf
• Keseimbangan biokimia tubuh
• Struktur tumbuh

b) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian di antaranya adalah keluarga, budaya dan sekolah :
• Keluarga
Keluarga sebagai penentu utama pembentukan kepribadian anak, dengan alasan sebagai berikut :
1) Merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak
2) Individu banyak menghabiskan waktu dalam lingkungan keluarga
3) Anggota keluarga merupakan “signitificant people” bagi pembentukan pribadi iindividu.

• Budaya
Kluckhon berpendapat bahwa kebudayaan meregulasi (mengatur) kehidupan kita dari mulai lahir sampai mati, baik disadir maupun tidak disadari. Kebudayaan mempengaruhi kita untuk mengikuti pola-pola ataupun perilaku tertentu yang telah dibuat orang lain untuk kita
• Sekolah
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi epribadian individu, adapaun beberapa faktor yang menyebeabkan hal tersebut terjad adalah :
- Iklim emosianal kelas
- Sikap dan perilaku guru
- Disiplin (tata tertip)
- Prestasi belajar
- Penerimaan teman sebaya
 
B. Hakekat Karier
Sebelum mencapai / mendapatkan karir yang baik , hendakanya tiap-tiap individu mengenal hakekat karir, adapun yang dimaksud sebagai berikut :

1. Definisi Karir
Menurut para ahli, istilah karier memiliki makna yang berbeda tergantung dari sudut pandangnya masing-masing. Namun demikian, terdapat kesamaan bahwa masalah karir tidak dapat dilepaskan dengan aspek perkembangan, pekerjaan, jabatan, dan proses pengambilan keputusan. Atas dasar ini, untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas dan komprehensif tentang hakekat karir, bagian ini akan menjelaskan hakekat karier,unsur-unsur karier dan teori-teori karier.
Bambang Wahyudi (161),Karir merupakan kebutuhan yang harus terus ditumbuhkan dalam diri seseorang tenaga kerja, sehingga mampu mendorong kemauan kerjanya. Pengembangan karir harus dilakukan melalui penumbuhan kebutuhan karir tenaga kerja, menciptakan kondisi dan kesempatan pengembangan karir serta melakukan penyesuaian antara keduanya melalui berbagai mutasi personal.
Menurut Gibson dkk. (1995: 305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan. Dengan demikian karir seorang individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai macam kesempatan. Jika ditinjau dari sudut pandang organisasi, karir melibatkan proses dimana organisasi memperbaharui dirinya sendiri untuk menuju efektivitas karir yang merupakan batas dimana rangkaiandari sikap karir dan perilaku dapat memuaskan seorang individu.
Menurut Greenhaus (1987: 5) yang dikutip oleh Irianto (2001: 93) terdapat dua pendekatan untuk memahami makna karir, yaitu : pendekatan pertama memandang karir sebagai pemilikan (a property) dan/atau dari occupation atau organisasi. Pendekatan ini memandang bahwa karir sebagai jalur mobilitas di dalam organisasi yang tunggal seperti jalur karir di dalam fungsi marketing, yaitu menjadi sales representative, manajer produk, manajer marketing distrik, manajer marketing regional, dan wakil presiden divisional marketing dengan berbagai macam tugas dan fungsi pada setiap jabatan.
Menurut Irianto (2001 : 94), pengertian karir meliputi elemen-elemen obyektif dan subyektif. Elemen obyektif berkenaan dengan kebijakan-kebijakan pekerjaan atau posisi jabatan yang ditentukan organisasi, sedangkan elemen subyektif menunjuk pada kemampuan seseorang dalam mengelola karir dengan mengubah lingkungan obyektif (misalnya dengan mengubah pekerjaan/jabatan) atau memodifikasi persepsi subyektif tentang suatu situasi (misalnya dengan mengubah harapan).
Simamora (2001 : 504) berpendapat bahwa kata karir dapat dipandang dari beberapa perspektif yang berbeda, antaralain dari perspektif yang obyektif dan subyektif. Dipandang dari perspektif yang subyektif, karir merupakan urut-urutan posisi yang diduduki oleh seseorang selama hidupnya, sedangkan dari perspektif yang obyektif, karir merupakan perubahan-perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi karena seseorang menjadi semakin tua. Kedua 15 perspektif tersebut terfokus pada individu dan menganggap bahwa setiap individu memiliki beberapa tingkat pengendalian terhadap nasibnya sehingga individu tersebut dapat memanipulasi peluang untuk memaksimalkan keberhasilan dan kepuasan yang berasal dari karirnya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian karir adalah urutan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi-aspirasi seseorang selama rentang hidupnya.
Sedangkan menurut Soetjipto, dkk (2002 : 276) karir merupakan bagian dari perjalanan hidup seseorang, bahkan bagi sebagian orang merupakan suatu tujuan hidup.
Menurut penjelasan dari beberapa ahli, dapat di ambil kesimpulan bahwa Karier adalah totalitas kerja,jabatan, dan kedudukan seseorang seumur hidupnya yang mengarah pada kehidupan dunia kerja dan menuntut suatu keprofesionalan di samping produktivitas.

2. Unsur-unsur Karier:
a)Pekerjaan itu merupaka pilihan sendiri
b)Menghasilkan dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
c)Normatif.

3.Teori-teori Karier
Untuk lebih memahami hakekat karir dapat ditinjau dari teori-teori perkembangan karir yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Gibson dan Mitchell (1995) paling tidak terdapat lima teori perkembangan karir, yaitu : (1) teori proses, (2) teori perkembangan, (3) teori kepribadian, (4) teori sosiologi, (5) teori ekonomi, dan (6) teori lain.

a) Teori Proses
Menurut teori proses, pilihan pekerjaan dan akhirnya masuk dalam suatu pekerjaan tertentu sesuai pilihan adalah proses yang berisi tahapan-tahapan tertentu yang akan dilalui oleh setiap individu. Salah satu tokoh teori proses adalah Ginzberg. Menurut Ginzberg, perkembangan karir terikat pada tiga eleman dasar, yaitu proses, iveribilitas, dan kompromi (Gibson dan Mitchell, 1995)
b) Teori Perkembangan
Menurut teori ini memandang bahwa perencanaan karir merupakan perkembangan karir pada seseorang sebagai aspek perkembangan totalitas pribadi. Sebagaimana aspek perkembangan yang lain, perkembangan jabatan berlangsung mulai sejak awal kehidupan dan berlangsung secara terus menerus secara kontinum sampai akhir hayatnya.
c) Teori Kepribadian
Dalam teori ini memandang bahwa pilihan jabatan / pekerjaan merupakan ekspresi dari kepribadian. Dinyatakan bahwa perilaku mencari pekerjaan hakekatnya adalah upaya mencocokkan antara karakteristik individu dengan lapangan pekerjaan khusus (Gibson dan Mitchell, 1995).
d) Teori Sosiologi
Menurut Osipow (1983) teori ini secara fundamental didasarkan kepada pemikiran bahwa elemen-elemen di luar individu memiliki pengaruh kuat terhadap individu dalam sepanjang hidupnya, termasuk pendidikan dan keputusaan pekerjaan. Para pendukung teori ini juga berpandangan bahwa derajat kebebasan individu dalam pilihan pekerjaan / jabatan adalah jauh dari apa yang semula diasumsikan dan harapan diri seseorang tidaklah bebas dari harapan masyarakatnya. Sebaliknya, masyarakat menyajikan peluang pekerjaan / jabatan dalam suatu pola-pola yang berhubungan dengan keanggotaan kelas sosial. Berkaitan dengan kelas social dan perkembangan karir, Lipsett (Osipow, 1983) menyatakan bahwa keanggotaan kelas social berpengaruh terhadap pilihhan karir tertentu ketika ia mencapai usia remaja. Sejalan dengan itu Sewell dan Shah (Osipow, 1983) juga menyatakan bahwa walaupun tahapan dalam pengambilan keputusan pendidikan – karir secara mendasar tidak berbeda dari kelas ke kelas, namun waktu dan pilihannya tampaknya berbeda. Pada remaja dari kelas social yang lebih rendah, disamping pengambilan keputusan dilakukan pada usia yang lebih muda, pilihan karirnya juga berbeda, dibandingkan dengan kelas social yang lebih tinggi.
Sedangkan menurut Gibson dan Mitchell (1995) bahwa pilihan karir lebih berhubungan dengan kesempatan dari pada sesuatu yang sengaja direncanakan. Kesempatan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh kelas social, disamping factor-faktor lain seperti budaya, kondisi-kondisi yang dibawa sejak lahir atau muncul kemudian, kesempatan pendidikan, dan observasi terhadap model.
e) Teori Ekonomi
Menurut Gibson dan Mitchell (1995) teori ini menekankan pentingnya factor-faktor ekonomi dalam pilihan karir. Hal ini terutama terkait dengan tersedianya beberapa tipe pekerjaan versus tersedianya pekerja-pekerja yang qualified untuk pekerjaan tersebut. Faktor utama dalam pilihan karir adalah : “Apa jenis pekerjaan yang dapat saya peroleh?”. Pilihan karir terutama berdasar kepada pertimbangan apakah pekerjaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dasar diri sendiri dan keluarganya, keamanan pekerjaan, keuntungan (khususnya asuransi kesehatan serta rencana pensiun) atau factor-faktor yang dianggap paling menguntungkan dan paling bernilai pada individu tersebut (tidak selalu dalam bentuk uang).
f) Teori lain
Termasuk dalam teori lain ini adalah teori belajar social. Teori ini bermaksud menjawab pertanyaan mengapa seseorang memasuki lapangan pekerjaan tertentu dan mengapa orang memperlihatkan preferensi kerja tertentu. Salah satu tokoh dalam teori ini adalah Krumboltz yang mengembangkan teori karirnya berdasar atas teori belajar sosial dari Bandura dan dikenal sebagai teori pengambilan keputusan. Menurutnya pribadi dan lingkungan merupakan faktor penting bagi penentuan keputusan karir seseorang. Pengambilan keputusan karir juga tidak berlangsung secara kebetulan, tetapi ditentukan pandangan dirinya sebagai hasil interaksi antara diri dan lingkungan tersebut, melalui pengalaman, respon-respon kognitif dan perasaan, serta keterampilan dalam membuat keputusan.
Menurut Munandir (1996), faktor pribadi berkenaan dengan apa yang sudah ada pada diri seseorang, seperti jenis kelamin, rupa, atau tampakan fisik dan kemampuan-kemampuan yang mengandung unsur bawaan. Sedangkan termasuk dalam pengertian lingkungan, seperti lingkungan kerja, pasar kerja, syarat kerja, pengaturan dan undang-undang kerja, serta hal-hal lain di dalam masyarakat yang berpengaruh terhadap kehidupan kerja

C.Pengaruh Kepribadian Terhadap Karir
Melihat penjelasan diatas maka tiap-tiap isi dalam konsep kepribadian dan hakekat karir maka, kedua hal tersebut sangat erat dalam pengaplikasian untuk mendapatkan karir yang dinginkan. Dan isi konsep kepribadian merupakan bagian besar dari syarat-syarat yang harus terpenuhi dalam mendapatkan karir.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Kepribadian dan karir sangatlah berhubungan satu sama lain, dan penting untuk memenuhi kebutuhan karir, dimana setiap individu pun harus melihat dan memenuhi beberapa syarat dalam mendapatkan karir yang diinginkan. Baik segi kepribadian dan segi karir

B.Kritik dan Saran
Penulis menyadari akan kekurangan makalah ini, maka penulis mengharap dengan sangat kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan dan pengembangan makalah ini dengan baik untuk kedepannya.