Makalah Pendidikan – Makalah Syariah. Berikut ini saya
mempunyai Makalah Syariah yang berjudul “ Makalah Pengenalan Akutansi Syariah
Di Era Globalisasi”. Semoga Makalah Pendidikan ini dapat berguna bagi pembaca.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran yang sangat
strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan
cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa
pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu:
"Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab" (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan
yang dilakukan dengan sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian
yang baik, sehingga penerapan pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan
Sistem Pendidikan
Nasional
berdasarkan UU No 20/ 2003. Menurut UU RI No 20/ 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional jenis dari pendidikan
menengah salah satunya adalah sekolah menengah kejuruan (SMK). Penjelasan pasal
15 menjelaskan bahwa "
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta diklat terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu".
Pemberlakuan kurikulum 2004 dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
merupakan upaya antisipatif untuk mencegah kesenjangan antara hasil pendidikan
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang akan selalu berkembang.
Kesenjangan antara hasil pendidikan kejuruan
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat terlihat dari tingkat pengetahuan dan
penguasaan ketrampilan lulusan SMK yang masih belum sepadan dengan tuntutan
dunia kerja, serta belum sesuainya bidang keahlian mereka dengan bidang-bidang
pekerjaan yang dibutuhkan dunia kerja. Masalah tersebut menjadi sebab
meningkatnya jumlah lulusan SMK yang mengganggur dan mengalami kesulitan
mendapatkan pekerjaan sesuai dengan ijasah kejuruannya.
Sejalan dengan pemberlakuan kurikulum SMK edisi
2004 dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan kejuruan, masalah yang harus
mendapat perhatian adalah masalah cara belajar siswa. Mengingat keberhasilan
pencapaian tujuan belajar tidak hanya semata-mata ditentukan faktor kurikulum
melainkan factor cara belajar yang juga sangat menentukan berhasil tidaknya
kegiatan pendidikan. Thabrany(1993) mengemukakan bahwa cara belajar merupakan
faktor kunci yang menentukan berhasil tidaknya belajar. Hal ini sangat penting
mengingat siswa SMK disiapkan sebagai tenaga kerja terampil guna memasuki dunia
kerja. Dalam hal ini agar tujuan tersebut tercapai maka tingkat penguasaan dan
keterampilan serta bidang keahlian lulusan SMK harus sesuai dengan tuntutan
kebutuhan dunia kerja.
Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana
siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan
belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola
belajar mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan
kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan
berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang
berhasil atau gagalnya belajar [The Liang Gie (1984)].
Masalah cara belajar dewasa ini perlu mendapat
perhatian karena kualitas cara belajar siswa SMK cukup memprihatinkan. Dari
hasil pengamatan dan wawancara peneliti kepada siswa SMK PGRI 2 Malang
khususnya kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran umumnya mereka kurang
memiliki kemauan bekerja keras untuk meraih keberhasilan/ prestasi belajar.
Mereka umumnya hanya belajar saat menghadapi ujian, jarang sekali melakukan
studi atau belajar secara rutin. Sukir (1995) mengemukan bahwa masih cukup
banyak siswa yang mempunyai cara belajar kurang baik seperti belajar dengan
waktu yang tidak teratur (tidak memiliki jadwal), belajar sambil menontonTV
atau mendengarkan radio, melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering
terlambat masuk sekolah, dan hanya belajar pada waktu menghadapi ujian saja.
Buruknya cara belajar merupakan salah satu
faktor penyebab rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu
pendidikan. Slameto (2002) mengemukakan bahwa faktor cara belajar yang buruk
merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi
hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang
pandai tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar
yang baik.
Aspek lain yang perlu mendapat perhatian
berkaitan dengan cara belajara siswa adalah karakteristik mata diklat yang
dipelajari. Setiap mata diklat memiliki sifat maupun ciri khusus yang berbeda
dengan mata diklat lainnya. Menurut Winkel (1996: 245) dilihat dari segi
sasaran belajar karakteristik mata diklat dibedakan menjadi 1) Menuntut
kemampuan pengetahuan, 2) Mengutamakan aspek sikap, 3) Mengutamakan aspek
ketrampilan.
Dari hasil observasi awal di SMK PGRI 2 Malang
saat penulis menjalani Program Praktek Lapangan (PPL) diperoleh data bahwa
sebagian siswa mengalami kesulitan dalam menerima dan mempelajari materi
pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam
materi tersebut mungkin disebabkan oleh cara belajar yang kurang sesuai. Dimana
pada akhirnya masalah ini berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa
dilihat dari nilai Ulangan Harian siswa.
Cara belajar bukanlah satu-satunya variabel
yang berhubungan dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak
variabel lain yang mempengaruhi antara lain motivasi dan minat belajar,
lingkungan, sarana, prasarana, guru, dan lain sebagainya. Jadi dalam penelitian
ini hanya meneliti tentang cara belajar siswa, sehubungan dengan masih
rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dijelaskan diatas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang
"Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 Jurusan
Administrasi Perkantoran Pada Mata
Diklat
Melakukan Prosedur Administrasi Di SMK PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran
2005/2006".
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana
pola-pola cara belajar siswa kelas 1 dalam mempelajari mata diklat
Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2
Malang ?
Bagaimana
prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur
Administrasi di SMK PGRI 2 Malang ?
Adakah
pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata
diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang ?
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu:
Mengetahui
tentang pola-pola cara belajar siswa kelas 1 dalam mempelajari
mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang.
mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang.
Mengetahui
prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan
Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang.
Mengetahui pengaruh cara belajar siswa terhadap
prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi
di SMK PGRI 2 Malang.
Hipotesis Penelitian
Menurut
PPKI (2000: 12) "hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang secara teoritis diangggap paling mungkin dan paling tinggi
tingkat kebenarannya". Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini yaitu
mengenai ada tidaknya pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar siswa
kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur
Administrasi SMK PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran 2005/2006 hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara cara
belajar terhadap prestasi belajar
siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan
Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2
Malang Tahun Pelajaran 2005/ 2006.
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
cara belajar terhadap prestasi
belajar siswa kelas 1 pada mata diklat
Melakukan Prosedur Administrasi di SMK
PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran 2005/ 2006.
Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji
kebenarannya dengan bantuan statistik dengan data-data yang terkumpul.
Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
bagi:
Bagi Universitas Negeri Malang.
Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan
untuk penelitian selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan memberikan
sumbangan pengetahuan tentang prestasi belajar yang ada hubungannya dengan cara
belajar yang dimiliki siswa.
Bagi
Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 2
Dengan mengetahui pengaruh cara belajar
terhadap prestasi belajar maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan.
Bagi
Guru
Sebagai masukan dalam mengelola dan
meningkatkan strategi belajar mengajar serta mutu pengajaran. Dengan mengetahui
pola-pola cara belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan proses belajar
mengajar yang diciptakan.
Bagi
Siswa
Dengan mengetahui pengaruh cara belajar
terhadap prestasi belajar maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan untuk menyesuaikan cara belajar sehingga dapat diperoleh prestasi
yang memuaskan.
Bagi
Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan
pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta
pengetahuan yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.
Asumsi Penelitian
Menurut
PPKI (2000: 13) "asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang
suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan dalam melakukan penelitian".
Dalam melakukan penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa asumsi dasar sebagai berikut:
Perbedaan tingkat intelegensi dianggap tidak
mempunyai pengaruh yang berarti.
Masing-masing siswa belajar menurut caranya
sendiri.
Semua
siswa memperoleh fasilitas dan kesempatan yang sama dalam menerima pelajaran
mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi.
Sekolah
telah melaksanakan evaluasi belajar secara benar sehingga nilai-nilai hasil
belajar siswa pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi yang tercantum
didalam buku raport semester gasal merupakan pencerminan prestasi belajar siswa
yang sesungguhnya.
Ruang
Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang
Lingkup Penelitian
Ruang lingkup ini meliputi cara belajar dan
prestasi belajar mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi. Populasi dalam
penelitian ini yaitu semua siswa kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran SMK
PGRI 2 Malang. Penjabaran variabel, sub variabel dan indikator pada tabel 1.
Keterbatasan
Penelitian
Dalam penelitian di SMK PGRI 2 Malang ini
peneliti hanya membatasi pada hal-hal tertentu saja yaitu:
Penelitian
ini hanya menggunakan sampel siswa kelas
1 jurusan Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 2 Malang tahun pelajaran 2005/2006.
Prestasi
belajar siswa pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah nilai raport semester gasal 2005/2006.
Definisi
Operasional
Untuk menghindari persepsi dan kesamaan konsep
dalam mengartikan istilah maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai
berikut:
Pengaruh
adalah hubungan sebab-akibat yang ditimbulkan oleh dua variabel (variabel bebas
dan variabel terikat).
Cara
belajar siswa adalah cara atau strategi siswa dalam usahanya mencapai prestasi
belajar yang diharapkannya. Pada penelitian ini penulis membagi cara belajar
menjadi 5 yaitu persiapan belajar, cara mengikuti pelajaran, aktifitas belajar,
pola belajar dan cara mengikuti ujian.
Belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
Prestasi
belajar adalah hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh siswa dalam periode tertentu. Dalam hal ini prestasi belajar siswa
diukur berdasarkan nilai raport siswa kelas 1 jurusan Adminstrasi Perkantoran
semester gasal tahun pelajaran 2005/ 2006 dengan alasan data mudah didapat
serta obyek yang akan diteliti masih berada di sekolah tersebut sehingga dapat
mengisis angket yang disebarkan.
KAJIAN PUSTAKA
Temuan Penelitian yang Relevan
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan
dengan dua penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Muhyono(2001) dalam
penelitiannya yang berjudul " Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika
dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas 1 Cawu 2 SMU N 6 Malang Tahun
Pelajaran 2000/ 2001" dan Kholifah (2003) dalam penelitiaannya yang
berjudul " Pengaruh Cara dan Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar
siswa mata pelajaran Akuntansi di Madrasah Aliyah Al-Azhar Pasuruan ".
Persamaan tersebut terdapat pada pengkajian topik yang sama tentang cara
belajar siswa terhadap prestasi belajar, metode pengumpulan datanya dengan
instrument angket dan dokumentasi , jenis penelitian ex post: facto, dalam teknik analisis datanya menggunakan
analisis deskriptif korelasional. Sedangkan perbedaannya terletak pada dua
penelitiannya sebelumnya tidak hanya meneliti cara belajar tetapi juga minat
dan kebiasaan belajar, selain itu lokasi penelitian, bidang studi, subyek serta
hasil penelitian yang disesuaikan dengan judul yang dibahas.
relevan
Pengertian
Belajar
Belajar menurut Slameto (2003:2) secara
psikologis adalah"Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya".
Skinner dalam Dimyati(2002:9) menyatakan
"belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka responnya
menjadi lebih baik". Sehingga dengan belajar maka orang akan mengalami
perubahan tingkah laku.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses dimana didalamnya terjadi suatu interaksi
antara seseorang (siswa) dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya
perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik bersifat
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
Cara belajar
Pengertian Cara Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara
atau strategi belajar yang diterapkan siswa, hal ini sesuai dengan pendapat The
Liang Gie (1987:48) yang mengemukakan bahwa "cara belajar adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya". Hamalik (1983: 38)
secara lebih jelas mengemukakan bahwa "cara belajar adalah
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya
kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan/ ujian dan
sebagainya".
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa cara belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
siswa pada situasi belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan
pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.
Aspek-aspek Cara Belajar
Aspek-aspek yang diteliti dalam cara belajar
menurut Thabarany (1994: 43) adalah:
Persiapan belajar Siswa
Pada hakekatnya setiap pekerjaan yang akan
dilakukan harus dipersiapkan terlebih dahulu.Dengan persiapan sebaik-baiknya
maka kegiatan/pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan
memperoleh keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar, beberapa
persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar menurut
Thabrany
(1994:49) adalah:
Persiapan
mental
Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa
tekad untuk belajar benar-benar sudah siap. Menurut Gie (1987:58)
"persiapan mental merupakan upaya menumbuhkan sikap mental yang diperlukan
dalam belajar". Lebih lanjut dijelaskan bahwa persiapan mental yang perlu
dilakukan adalah:
Memahami
arti/ tujuan belajar
Kepercayaan
pada diri sendiri
Keuletan
Minat terhadap
pelajaran
Persiapan
sarana
Thabrany (1994: 48) mengemukakan"sarana
yang dibutuhkan dalam belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan
belajar"
Ruang
Belajar
Menurut Thabrany (1994: 48) " Ruang
belajar mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar
seseorang". Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah: bebas
dari gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang baik, penerangan yang memadai.
Perlengkapan
belajar
Thabrany (1994:53) menjelaskan "
perlengkapan belajar yang perlu disiapkan dalam belajar adalah:
Perabot
belajar seperti meja, kursi, dan rak buku
Buku
pelajaran
Buku
catatan
Alat-alat
tulis
Cara mengikuti pelajaran
Langkah-langkah dalam mengikuti pelajaran yang
perlu dilakukan adalah melakukan persiapan-persiapan dengan mempelajari
materi-materi yang akan dibahas dan meninjau kembali materi sebelumnya,
bersikap afektif selama kegiatan belajar sampai KBM berakhir. Menurut Hamalik
(1983:50) langkah-langkah/cara mengikuti pelajaran yang baik adalah:
Persiapan, yang
harus dilakukan adalah
mempelajari bahan pelajaran yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan
yang akan dibahas dan merumuskan pertanyaan tentang materi/ bahan pelajaran
yang belum dipahami.
Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang
perlu diperhatikan selama mengikuti pelajaran antara lain kehadiran,
konsentrasi, catatan pelajaran, dan partisipasi terhadap belajar.
Memantapkan
hasil belajar, Suryabrata (1989:37) mengemukakan bahwa "untuk memantapkan
hasil belajar maka harus membaca kembali catatan pelajaran"
Aktivitas
belajar mandiri
Bentuk aktivitas belajar mandiri yang dilakukan
siswa dapat berupa kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun
kegitan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan belajar yang
dilakukan secara berkelompok.
Aktivitas
belajar sendiri
Yang dapat dilakukan berupa, membaca
bahan-bahan pelajaran dari berbagai sumber informasi selain buku-buku
pelajaran, membuat ringkasan bahn-bahan pelajaran yang telah dipelajari,
menghafalkan bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latihan soal dan lain
sebagainya.
Aktivitas
belajar kelompok
Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar
antara lain, mendiskusiakn bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti,
membahas penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya jawab untuk
memperdalam penguasaan bahan-bahan pelajaran.
Pola
belajar Siswa
Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan
suatu kegiatan belajar yaitu bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan belajarnya. Pola belajar siswa menunjukkan apakah siswa membuat
perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan dan menilai kegiatan
belajarnya.
Cara siswa mengikuti ujian
Agar mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan
baik ulangan harian maupun ulangan semester sebagai modal utama adalah
penguasaan materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak awal siswa
harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar
mendapatkan hasil baik dalam ulangan adalah:
Persiapan menghadapi ulangan; kegiatan belajar
untuk menghadapi ulangan, dan mempelajari/ mengauasai materi ulangan serta
mempersiapkan perlengkapan ulangan seperti alat-alat tulis.
Saat ulangan berlangsung; harus benar-benar
memahami soal, tenang, mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah
selesai.
Setelah ulangan selesai; Hamalik (1983: 62)
mengemukakan "yang perlu dilakukan setelah ulangan berakhir adalah
memeriksa kembali jawaban-jawaban yang dibuat dalam ulangan".
Prestasi Belajar
Menurut Djalal (1986: 4) bahwa "prestasi
belajar siswa adalah gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil
penilaian proses belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran ".
Sedangkan menurut Kamus bahasa Indonesia Millenium (2002: 444)"prestasi
belajar adalah hasil yang telah dicapai atau dikerjakan". Prestasi belajar
menurut Hamalik (1994: 45) adalah prestasi belajar yang berupa adanya perubahan
sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari
sesuatu.
Berdasarkan pengertian diatas maka yang
dimaksudkan dengan prestasi belajar adalah hasil belajar/ nilai pelajaran
sekolah yang dicapai oleh siswa berdasarkan kemampuannya/usahanya dalam
belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah
dicapai dari suatu proses belajar yang telah dilakukan, sehingga untuk
mengetahui sesuatu pekerjaan berhasil atau tidak diperlukan suatu pengukuran.
"Pengukuran adalah proses penentuan luas/ kuantitas sesuatu"
(Nurkancana, 1986: 2). Dalam kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa
dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan yang harus dipecahkan/ dijawab.
Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor mentah yang belum dapat memberikan
informasi kemampuan siswa. Agar dapat memberikan informasi yang diharapkan
tentang kemampuan siswa maka diadakan penilaian terhadap keseluruhan proses
belajar mengajar sehingga akan memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama
proses belajar mengajar. Misalnya pencapaian aspek kognitif, aspek afektif dan
aspek psikomotorik. Prestasi belajar menurut Bloom meliputi 3 aspek yaitu
"kognitif, afektif dan psikomotorik" Dalam penelitian ini yang
ditinjau adalah aspek kognitif yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, dan
penerapan.
Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau
angka yang menunjukkan nilai-nilai dari sejumlah mata pelajaran yang
menggambarkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa, serta untuk
dapat memperoleh nilai digunakan tes terhadap mata pelajaran terlebih dahulu.
Hasil tes inilah yang menunjukkan keadaan tinggi rendahnya prestasi yang
dicapai oleh siswa.
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa kelas 1 Jurusan
Administrasi Perkantoran SMK PGRI 2 Malang melalui nilai raport semester gasal
tahun ajaran 2005/2006 mata diklat melakukan prosedur administrasi.
Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Cara Belajar
Belajar dan cara belajar memiliki faktor-faktor
yang dapat mempengaruhinya. Belajar sebagai proses atau aktivitas yang
diisyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor
tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar siswa tersebut.
Menurut Suryabrata(2002:233) adapun
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cara belajar adalah:
Faktor
dari dalam diri siswa meliputi:
Faktor
psikis yaitu: IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan perasaan ,
minat dan kondisi akibat keadaan sosiokultural.
Faktor
fisiologis dibedakan menjadi 2 yaitu: 1). Keadaan tonus jasmani pada umumnya,
hal tersebut melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar
akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar, 2). Keadaan fungsi-fungsi
fisiologis tertentu.
Faktor
dari luar diri siswa:
Faktor
pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum pengajaran, disiplin
sekolah, fasilitas belajar, pengelompokan siswa
Faktor-faktor
sosial di sekolah yaitu sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru
dengan siswa.
Faktor
situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu dan tempat, dan
lingkungan.
Mata
Diklat Melakukan Prosedur Administrasi dalam Kurikulum SMK Berbasis
Kompetensi
(KBK) 2004
Dalam KBK SMK 2004 mata diklat melakukan
prosedur administrasi merupakan mata diklat produktif .
Pengertian
Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi
Melakukan prosedur administrasi merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan surat menyurat atau korespodensi di dalam
dunia kerja. Surat menyurat memegang peranan yang penting di dalam dunia kerja
sehingga surat harus ditangani secara khusus dan profesional dan oleh orang
yang betul- betul mampu menangani secara baik dan terorganisir.
Fungsi dan Tujuan Mata Diklat Melakukan
Prosedur Administrasi
Fungsi Mata Diklat Melakukan Prosedur
Administrasi adalah mengembangkan kemampuan siswa secara kognitif, afektif dan
psikomotorik tentang kegiatan korespodensi yang sangat penting dikuasai oleh
lulusan SMK dalam dunia kerja juga kehidupan sehari-hari.
Ruang Lingkup Mata Diklat Melakukan Prosedur
Administrasi
Sistem
Evaluasi Hasil Belajar
Menurut
Ralph Tyler (dalam Arikunto, 2002: 3)"evaluasi merupakan sebuah prosentase
pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana dalam hal apa, dan bagaimana
tujuan pendidikan sudah tercapai". Menurut Dimyati (2002:200) yang
dimaksud dengan evaluasi hasil belajar adalah "proses untuk menentukan
nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau penguluran hasil
belajar". Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita dapat ketahui
bahwa tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan tersebut
kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol.
Menurut Dimyati (2002:200) "hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar
pada akhirnya difungsikan dan ditujukan untuk keperluan berikut ini: a) Untuk
diagnostik dan pengembangan, b) Untuk seleksi, c) Untuk kenaikan kelas, d)
Untuk penempatan" .
Sistem evaluasi hasil belajar yang digunakan di
SMK PGRI 2 Malang yaitu menggunakan tes formatif dan tes sumatif. Menurut
Arikunto (2002:4748) tes sumatif adalah "tes yang memberikan tanda kepada
siswa bahwa mereka telah mengikuti program dan untuk menentukan posisi
kemampuan siswa dibandingkan dengan kawan atau kelompoknya, maka tidak
diperlukan suatu tuntutan harus berapa tingkat penguasaan yang dicapai".
Sedangkan tes formatif adalah "penilaian yang dilaksanakan pada akhir
program belajar mengajar(PBM) untuk melihat tingkat keberhasilan PBM itu
sendiri"
Pengaruh Cara belajar Terhadap Prestasi Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara
atau strategi belajar yang diterapkan siswa sebagai usaha belajarnya dalam
rangka mencapai prestasi yang diinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang
dilakukan akan tergambar dalam bentuk prestasi. Usaha atau cara belajar
seseorang akan terlihat dari prestasi yang diperoleh oleh siswa tersebut.
Sehingga prestasi belajar yang baik juga dipengaruhi oleh cara belajar yang
baik pula.Sedangkan Slameto (2003: 73) berpendapat bahwa"Banyak siswa dan
atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam belajar karena
tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif". Semakin baik siswa dalam
mengetahui cara belajar yang baik maka kan baik pula prestasinya.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Hamalik
(1983: 1) yang mengemukakan "cara dan kebiasaan belajar yang tepat akan
menentukan hasil yang memuaskan, sebaliknya cara belajar yang buruk akan
memberikan hasil yang kurang memuaskan".
Dengan memiliki cara belajar yang baik nanti
akan terasa bahwa setiap usaha belajar selalu memberikan hasil yang sangat
memuaskan, ilmu yang dipelajari dapat dikuasai sehingga ujian dapat dilakukan
dengan berhasil. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan secara teoritis bahwa
Ada Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
"Rancangan penelitian adalah rencana dan
sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan
memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya" (Kerlinger,
1990: 483). Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode dan jenis
penelitian ini menggunakan penelitian Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah
kejadian dan deskriptif korelasional.
Metode ini dipergunakan karena penelitian ini
berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara cara belajar terhadap
prestasi belajar melakukan prosedur administrasi siswa kelas 1 jurusan ADP SMK
PGRI 2 Malang. Deskriptif korelasional dipandang sesuai dengan penelitian ini
karena bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang variabel yang diteliti dan
bersifat korelasi karena penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya
hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya
hubungan itu.(Arikunto, 1993: 215). Pada penelitian ini berusaha untuk
menemukan ada tidaknya pengaruh antara cara belajar terhadap prestasi belajar
mata diklat melakukan prosedur administrasi siswa kelas 1 Jurusan ADP SMK PGRI
2 Malang
Populasi dan Sampel
Arikunto (1998: 115) berpendapat "
Populasi merupakan subyek penelitian". Sedangkan menurut Sugiyono (1997:
57) menjelaskan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya".
Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat
disimpulkan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang memiliki
ciri-ciri yang akan diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas 1 jurusan Administrasi Perkantoran SMK PGRI 2 Malang semester gasal tahun
pelajaran 2005/ 2006 yang berjumlah 88 orang.
Menurut Arikunto (2002:10) sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Agar sampel yang diambil mewakili
data penelitian, maka perlu adanya perhitungan besar kecilnya populasi.
Arikunto (1998:112) menyatakan bahwa:
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila
subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil
antara 10-15% atau 20-25% atau lebih"tergantung setidak-tidaknya dari
Kemampuan
penelitian dilihat dari segi waktu, keuangan, dan dana
Sempit
luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak
sedikitnya data
Besar
kecilnya resiko yang ditanggung peneliti
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah population sampling yang teknik pelaksanaanya dilakukan dengan
mengambil semua sampel yang ada di dalam populasi, karena jumlah sampel/subyek
penelitian yang tidak mencapai 100 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah
populasi dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Instrumen Penelitian
Hal-hal
yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah:
Pengembangan
instrumen
Dalam penelitian ini, untuk mencapai hasil yang
diharapkan maka dalam pengembangan instrumennya dengan mengemukakan kisi-kisi
instrumennya.
Uji coba
instrumen
Sebelum instrumen digunakan sebagai alat
pengumpul data, maka instrumen tersebut diujicobakan pada 20 siswa SMK PGRI 2
Malang yang akan dijadikan sampel. Uji coba instrumen dimaksudkan agar
instrumen yang berupa angket harus valid dan reliabilitas sebelum
disebarluaskan kepada responden.
Kevaliditasan instrumen, apabila mempunyai
validitas tinggi jika butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang
dari fungsi instrumen. Untuk mendapatkan instrumen yang valid, maka peneliti
akan menguji angket melalui analisis butir soal. Mengenai hal tersebut Arikunto
(2002:169) menyatakan bahwa "untuk menguji validitas setiap butir soal
maka skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor
total". Teknik validitas melalui analisis butir soal dengan rumus korelasi
product moment dari pearson. Kriteria butir soal yang valid adalah jika rxy r
tabel dan butir instrumen yang dikatakan tidak valid jika rxy r tabel.
Arikunto (2002:170) menjelaskan
"reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sehingga alat pengumpul data karena instrumen
sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabilitas akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga". Untuk mencari reliabilitas
kebiasaan belajar dan prestasi belajar menggunakan rumus alpha.
Bila instrumen reliabel berdasarkan uji coba,
maka instrumen tersebut dapat digunakan sebagai insrtumen pengumpulan data.
Penggalian
data
Mendapatkan data maka diperlukan adanya
instrumen pengumpulan data yaitu indikator ditransformasikan menjadi item
pertanyaan yang kemudian dikelompokkan menjadi instrumen pertanyaan sesuai
dengan variabelnya. Penelitian ini menggunakan metode statistik maka option-option
dalam angket harus diberi bobot berupa angka-angka seperti dikemukakan oleh
Arikunto (2002). Datanya berupa data kuantitatif yaitu angka-angka, data
penelitian yang kualitatif harus diubah menjadi data kuantitatif (berupa
angka-angka yaitu dengan cara memberi skor).
Teknik
pemberian skor
Sehubungan dengan pemakaian angket dalam
pengumpulan data, maka angket tersebut diskalakan dalam bentuk skor dengan
menggunakan skala likert, dimana penyusunan angket ini dalam bentuk pilihan
ganda dengan 5 pilihan ganda, sehingga responden tinggal memilih salah satu
dari jumlah jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor terhadap alternatif
jawaban yang ada dalam angket adalah sebagai berikut:
Jawaban
A diberi skor 5
Jawaban
B diberi skor 4
Jawaban
C diberi skor 3
Jawaban
D diberi skor 2
Jawaban
E diberi skor 1
Kemudian skor tersebut diklasifikasikan menjadi
5 yaitu: Sangat sering, sering, jarang, sangat jarang, tidak pernah.
Metode Pengumpulan Data
Metode
Angket
Sugiyono (1997: 96) menyatakan "metode ini
digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan dapat
mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia". Metode ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai cara belajar siswa berupa pertanyaan dalam pilihan
ganda kepada siswa kelas 1 SMK PGRI 2 Jurusan Administrasi Perkantoran.
Metode
Dokumentasi
Arikunto (2002: 135) mengatakan
"Dokumentasi asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang yang
tertulis" Dalam melaksanakan metode dokumentasi, menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, dengan catatan
harian, serta dokumen. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai
jumlah siswa, gambaran umum SMK PGRI 2 Malang, data prestasi belajar nilai
semester gasal tahun ajaran 2005/2006 mata diklat melakukan prosedur
administrasi.
Langkah-langkah
yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
Persipan
mengisi angket, dengan memberikat angket kebiasaan belajar kepada responden
untuk diisi secara lengkap dan tidak lupa dengan mengisi identitas responden
tersebut seperti: nama dan kelas.
Setelah pengisian angket kemudian pengumpulan
data prestasi belajar dengan melihat nilai raport mata diklat melakukan
prosedur administrasi di SMK PGRI 2 Malang.
Instrumen
siap untuk diolah, dimana pengambilan data tersebut akan dibantu oleh pihak
sekolah SMK PGRI 2 Malang. Proses pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap
yaitu tahap pertama dengan pengumpulan data tentang cara belajar siswa dan
tahap kedua dengan pengumpulan data tentang prestasi belajar siswa.
Teknik Analisis Data
Arikunto
(1998: 236) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis data adalah
pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau
aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang
diambil. Terkait dengan hal itu maka diperlukan adanya tehnik analisis data.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ada dua macam, yaitu:
Teknik
analisis deskriptif
yaitu
dengan perolehan persentase karena penelitian ini bersifat deskriptif dan
mendeskripsikan tentang
variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Nurkancana (1992: 22)
langkah-langkah yang
digunakan adalah:
Menentukan
interval, dengan menggunakan rumus interval hitung sebagai berikut:
Data
terbesar - data terkecil Panjang kelas interval = Jumlah kelas
Menentukan prosentase variabel, untuk mengetahui
jumlah perbandingan skor masing-masing
variabel yaitu variabel cara belajar yang
diklasifikasikan menjadi sangat baik, baik, cukup,
urang, sangat kurang dan untuk prestasi belajar
diklasifikasikan menjadi istimewa, sangat baik,
baik, cukup, dan kurang dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Rumus
prosentase adalah sebagai berikut:
P =JF.x
100% N
keterangan:
F= frekwensi
N= jumlah subyek penelitian P= Prosentase
Analisis
korelasional.
Dalam penelitian ini digunakan rumus statistik
Regresi Linier Sederhana dan teknik ini digunakan untuk mengetahui besarnya
hubungan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan persamaan
Regresi Linier seperti yang disebutkan oleh Sudjana (1996:312) sebagai berikut:
Y = a + bx
Regresi dengan x merupakan variabel bebasnya
dan y variabel tak bebasnya dinamakan regresi y atas x.
Adapun perhitungan analisis regresi seperti
yang tersebut diatas, peneliti menganalisisnya dengan bantuan SPSS 10.0 For Windows.
DAFTAR
RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas.
2004. Kurikulum
SMKEdisi 2004 Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen
Program Keahlian Adminstrasi Perkantoran. Jakarta; Direktorat
Pendidikan
Menengah Kejuruan, Dikdasmen.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djalal, M.F. 1986. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing. Malang: P3T
IKIP Malang
Hadi, S. 1983. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hamalik, O. 1994. Metode Belajar dan kesulitan-Kesulitan Belajar.
Surabaya: Usaha Nasional.
Kerlinger, Fred N. 1990. Aspek-aspek Penelitian Behavioral. Terjemahanoleh Landeng R. Simatupang. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Kholifah. 2003. Pengaruh Cara dan Kebiasaan Belajar
terhadapPrestasi
Belajar Akuntansi Siswa Madrasah Aliyah Al-
Azhar Pasuruan. Skripsi
tidak
diterbitkan. Malang: FE Universitas Negeri
Malang.
Martin, A, dan Bhaskara. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Millenium.Surabaya: Penerbit Karina.
Muhyono. 2001. Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika dengan
Prestasi
Belajar Fisika Siswa kelas 1 cawu 2 SMU Negeri
6 Malang Tapel 2000/2001.
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA
Universitas Negeri Malang.
Nurkancana,
Wayan dan Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya:Usaha
Nasional
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soeryabrata,
S, Drs. 1989.
Proses
belajar Mengajar di Pergururan Tinggi.
Yogyakarta: Andi Offset.
Suryabrata,
Sumadi. 2002. Psikologi
Pendidikan. Jakarta:
PT. GrafindoPerkasa
Rajawali.
Sugiyono. 1997. Metodologi Penelitian Administrasi. Yogyakarta: BPFE-VII
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sugiono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Thabrany, H. 1994. Rahasia Kunci Sukses Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada The Liang
Gie. 1987. Cara
Belajar Yang Efisisen. Yogyakarya: Liberty. Tim Tetap Penulis
Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM Press.
Undang-Undang
Republik Indonesia No 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional,